TRIBUNNEWS.COM – Pasukan pendudukan Israel telah mengkonfirmasi kematian Alex Danzig, 76, dan Yagaev Buchshtav, 35, yang ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.
“Kami sangat sedih untuk memberi tahu Anda bahwa @IDF telah mengkonfirmasi kematian Alex Danzig (76) dan Yagaev Buchshtav (35),” kata Israel dalam siaran di akun X @Israel, Senin (22/07/2024). .
Israel baru-baru ini menerima informasi intelijen baru dalam jumlah yang dirahasiakan, yang dikombinasikan dengan pernyataan Hamas dan informasi lainnya, mengonfirmasi bahwa kedua sandera telah terbunuh.
Keputusan untuk mengonfirmasi kematian mereka diambil setelah berkonsultasi dengan para rabi IDF, Kementerian Kesehatan, dan pejabat forensik.
Surat kabar Yediot Ahronoth melaporkan bahwa jenazah mereka masih berada di Jalur Gaza.
“Maret lalu, Hamas mengumumkan kematian dua tahanan Israel akibat serangan tentara Israel dan kekurangan obat-obatan,” tulis Jerusalem Post hari ini.
“Mereka secara keliru dibunuh oleh pasukan IDF saat pertempuran di Khan Yunis beberapa bulan lalu,” lanjutnya.
Tentara Israel beroperasi di Khan Yunis mulai 1 Desember 2023 hingga 7 April 2024. Hamas: Para sandera meninggal karena kekurangan obat-obatan dan serangan Israel
Pada bulan Maret, Hamas mengumumkan bahwa Yagaev Buchshtav telah meninggal karena kekurangan makanan dan obat-obatan.
“Meskipun dia selamat dari serangan tentara pendudukan, dia tidak luput dari kekurangan makanan dan obat-obatan,” bunyi teks yang menunjukkan foto Yegev Bukhataf dalam video Sabtu (23 Maret) di saluran Telegram Brigade Al-Qassam. /2024) malam.
“Kami sebelumnya memperingatkan bahwa tahanan musuh menderita kelaparan, kekurangan dan kekurangan makanan, sama seperti rakyat kami,” kata Abu Ubaydah, juru bicara sayap militer Hamas, Brigade al-Qassam.
Dalam pernyataannya pada Maret lalu, Abu Ubaydah memperkirakan lebih dari 70 sandera tewas akibat operasi militer Israel di Jalur Gaza.
Hamas menuntut Israel segera mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata dan pertukaran tahanan. Jumlah korban
Ketika Israel terus melanjutkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 38.983 orang dan 89.622 lainnya pada Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (21/7/2024) dan 1.147 orang luka-luka. Kematian di wilayah Israel, seperti dilansir Xinhua.
Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) setelah Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa, sebuah gerakan perlawanan Palestina untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023, Israel memperkirakan sekitar 120 sandera hidup atau mati di Jalur Gaza dan masih berada di tangan Hamas.
Sementara itu, hingga awal Juli 2024, menurut laporan Yedioth Ahronoth, lebih dari 21.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel.
(Tribunnews.com/Unitha Rahmayanthi)
Berita lainnya terkait konflik Palestina dan Israel