FSGI Beberkan Data Kekerasan di Sekolah, Empat Kasus Renggut Korban Jiwa

Dilaporkan Fahdi Fahlavi dari Tribunnews.com. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mempublikasikan data kekerasan di dinas pendidikan pada Januari hingga Juli 2024. 

Dalam kurun waktu tersebut, terdapat 15 kasus kekerasan di lembaga pendidikan. 

Kasus-kasus tersebut masuk dalam kategori serius dan ditangani oleh pihak kepolisian, sumber informasinya adalah hasil penyelidikan yang diberitakan di media, kata Sekretaris Jenderal FSGI Geru Purnomo, Rabu (23/7). / 2024).

Sebagian besar dari 15 kasus mempunyai tingkat pendidikan SMP/MTs (40 persen); disusul SD/MI (33,33%); SMA (13,33%) dan SMK (13,33%). 

80 persen berada di lembaga pendidikan di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan 20 persen berada di sekolah di bawah Kementerian Agama.  

“Meski Kemenag hanya memberikan dukungan 20 persen, namun terjadi kekerasan fisik yang mengakibatkan 2 orang pelajar meninggal dunia,” kata Geru. 

Seluruh pelakunya adalah guru, 20% kekerasan seksual, 0,06% pemerkosaan; Sebanyak 73,33% pelaku kekerasan fisik adalah pelajar. 

Ada kekerasan yang membunuh siswa. 

“Korbannya biasanya anak-anak atau peserta penyiksaan (pemukulan).” Seorang siswa SMA meninggal dunia setelah dipukul kepala sekolah saat sedang antre di lapangan,” kata Geru. 

Kekerasan terhadap anak dilaporkan oleh kepala sekolah (13,33%); guru (20%) termasuk teman sebaya (53,33%) dan siswa sekolah menengah (13,33%). 

Artinya, 64 persen kekerasan terjadi antara anak dan pelajar, kata Geru. 

FSGI telah mendokumentasikan kekerasan fisik yang mematikan di pesantren di Tebo (Jambi) dan pesantren di Kediri (Jawa Timur), serta di sekolah dasar di Sumatera Barat dan sekolah kejuruan di Nias Selatan.  

Selain itu, seorang siswa SD mengalami luka bakar 80% akibat kelalaian guru dan meninggal setelah 4 bulan dirawat. 

Ada banyak siswa sekolah menengah. Nias Selatan dipukul sebanyak 5 kali di bagian kepala dan pelipis serta meninggal di rumah sakit beberapa hari setelah mengaku sakit kepala. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *