TRIBUNNEWS.COM – Pertemuan dengan Presiden Israel Isaac Herzog tak hanya dihadiri lima aktivis Nahdlatul Ulama (NU).
Nampaknya pimpinan Jemaah atau Sinagoga Yahudi Sha’ar Hashamayim di Sulawesi Utara, Rabbi Yaakov Baruch, juga turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Pertemuan tersebut diselanya dengan mengunggah foto di akun Instagram miliknya, @yaakov_baruch pada Minggu (14/7/2024).
“Pertemuan berharga dengan Presiden Israel HE Mr @isaacherzog,” demikian keterangan Yaakov.
Selain itu, ia juga terlihat berpose bersama lima pitcher NU dan Isaac Herzog dalam foto yang viral di media sosial.
Aktivis NU tersebut adalah Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, Syukron Makmun, dan Izza Annafisah Dania.
Dalam foto tersebut, Yaakov terlihat mengenakan setelan jas berwarna abu-abu dan berdiri di samping Zainul Maarif di tengah dan di belakang Isaac Herzog yang sedang duduk di kursi.
Pertemuan yang membahas konflik Hamas-Israel dan hubungan Indonesia dan Israel
Sebelumnya, salah satu aktivis NU yang bertemu dengan Isaac Herzog, Zainul Maarif menjelaskan maksud pertemuan dengan Presiden Israel.
Hal itu ia bagikan melalui postingan foto dirinya bersama aktivis NU dan Isaac Herzog di akun Instagram miliknya, @zenmaarif.
Dalam keterangan yang ditulisnya, pertemuan Herzog dengan lima aktivis NU membahas konflik Hamas dan Israel.
Selain itu, lanjutnya, ia juga membahas hubungan Indonesia dan Israel.
Terkait konflik Hamas-Israel dan hubungan Indonesia-Israel, saya dan rombongan berdiskusi langsung dengan Presiden Israel Isaac Herzog (yang berseragam biru) di Istana Kepresidenan, kami yakin akan ada dampak positifnya. hasil. itu diberikan kepada kita semua,” tulisnya dalam buku hariannya. Foto pertemuannya dengan Herzog disebutkan, Senin (15/7/2024).
Dalam pidato yang sama, Maarif juga mengkritik tindakan boikot yang dilakukan berbagai pihak untuk mengutuk serangan Israel di Gaza.
“Saya bukan pengunjuk rasa, tapi filosof agama. Daripada turun ke jalan dan mogok, saya lebih memilih berdiskusi dan memberikan ide,” tulisnya.
Ia ditentang oleh PBNU
Pertemuan aktivis NU dengan Isaac Herzog pun menuai penolakan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Kunjungan tersebut dinilai sebagai tindakan seseorang yang tidak memahami geopolitik, tidak memahami kebijakan organisasi NU, dan perasaan seluruh warga NU.
Ketua PBNU Savic Ali mengatakan, lima orang anggota NU tidak mengatasnamakan organisasinya.
Kita belum tahu motifnya dan siapa yang mendukungnya. Ini menyedihkan, kata Savic dalam keterangan di situs resmi NU, Minggu (14/7/2024) malam.
Savic menilai, meski melakukan perjalanan pribadi, ia dikenal sebagai warga dan aktivis NU, sehingga akan merusak citra NU di mata masyarakat.
Padahal, pandangan PBNU dan Nahdliyin selama ini sudah jelas, berpihak pada Palestina dan mengutuk kebrutalan militer Israel.
“Sampai saat ini Israel belum mengakui warga Palestina dan terus melakukan kekerasan hingga menewaskan ribuan orang. Israel terus melemparkan bom dan peluru ke arah warga Palestina. Banyak korbannya, warga sipil,” ujarnya.
Savic menegaskan, PBNU terus menjalin kontak erat dengan Palestina untuk membahas situasi tersebut.
Kritik juga datang dari Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakpesdam) PBNU periode 2022-2027, Ulil Abshar-Abdalla.
Beliau bercerita tentang perjalanan lima orang Nahdliyin.
“Saya pribadi sangat menentang imigrasi lima mahasiswa NU ke Israel belakangan ini,” kata Ulil, dikutip dari akun media X miliknya, Minggu malam (14/7/2024).
Ia menegaskan, kunjungan tersebut tidak dapat diterima dengan alasan apapun. Ulil juga mengatakan, perjalanan tersebut bersifat pribadi dan tidak disponsori oleh NU.
“Di tengah kejahatan Israel, pergi ke Israel, apalagi bertemu Presiden Israel, adalah hal yang tidak dapat diterima. “Mereka yang meninggalkan nama, bukan NU,” ujarnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Malvyandie Haryadi)
Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel