TRIBUNNEVS.COM – Israel menghancurkan masjid bersejarah terbesar kedua di Gaza pada Rabu (7 Maret 2024).
Pesawat tempur Israel menembakkan beberapa rudal ke Masjid Ibn Osman di lingkungan Shujaya di Gaza tengah.
Menurut para ahli, Masjid Ibnu Osman merupakan masjid arkeologi terbesar kedua di Jalur Gaza setelah Masjid Agung Al-Omari di lingkungan Al-Daraj di pusat kota, dan menjadi saksi sejarah kuno kota Gaza.
Karena ukuran dan lokasinya yang berada di pasar utama lingkungan tersebut, penduduk lingkungan Shujaja menyebut masjid tersebut sebagai Masjid Agung.
Hilangnya masjid berdampak besar pada kehidupan mereka sejak didirikan lebih dari 600 tahun lalu.
Menurut Middleeastmonitor.com, Masjid Ijnu Osman menjadi sasaran serangan dan pembongkaran pada perang sebelumnya di Jalur Gaza.
Masjid ini dianggap sebagai pusat konfrontasi dengan pasukan pendudukan Israel selama Intifada Pertama, yang dimulai pada bulan Desember 1987.
Masjid Ibnu Osman memiliki luas 2.000 meter persegi, dimana 400 meter persegi merupakan halaman utama.
Masjid ini memiliki dua gerbang yang menghadap ke pasar Shuzia dan dibangun dengan gaya Mamluk. Pemandangan Masjid Ibnu Osman sebelum dan sesudah dihancurkan oleh Israel (Ks/V_Palestine20) Masjid Al-Omari dihancurkan pada akhir tahun lalu.
Sedangkan Masjid Al-Omari yang terbesar di Jalur Gaza dihancurkan pada akhir tahun 2023.
Dikutip dari Eyes of the Middle East, warga tak lagi mendengar suara azan
“Kami tidak lagi mendengar adzan di daerah kami karena kerusakan total di bagian timur kota, termasuk masjid,” kata Khalid Abu Jam, warga Khan Yunis Selatan berusia 25 tahun. Wawancara awal Januari 2024
“Warga yang tinggal di sini kini mengumandangkan salat di ponselnya,” ujarnya.
Perang ini belum pernah kita alami sebelumnya.
Masjid, simbol keimanan kami, menjadi sasaran khusus.
Berkaca pada kenangan berharga yang terkait dengan Masjid Al-Omari, Abu Jam menekankan peran sentralnya dalam kehidupan sehari-hari.
Kami memiliki kenangan indah tentang masjid ini,” katanya.
“Kami salat di sana setiap hari, beribadah Ramadhan dan Idul Fitri, membaca Alquran dan bertemu sebagai sahabat.”
Masjid Agung Umari didirikan pada masa pemerintahan Khalifah Omar bin Al-Khattab.
Dulunya merupakan kuil Romawi dan kemudian menjadi gereja, bangunan ini menjadi masjid terbesar setelah penaklukan Islam.
Terletak di Kota Tua Gaza dekat Jalan Palestina, luasnya 4.100 meter persegi, dengan halaman seluas 1.190 meter persegi yang mampu menampung lebih dari 3.000 jamaah.
“Saya tidak pernah menyangka perang ini akan menghancurkan masjid-masjid,” keluh Said Labad, warga Gaza. Seorang warga Palestina membaca Alquran di Masjid Agung Omari di Kota Gaza pada 23 Maret 2023, hari pertama bulan suci Ramadhan. (MOHAMMED ABED/AFP)
Pria berusia 45 tahun tersebut saat ini tinggal di Turki, namun keluarganya tinggal di dekat Masjid Al-Omari di Shujaya, Kota Gaza.
“Saya selalu berdoa di sana.” Masjid adalah tempat kuno yang sangat disukai anak-anak saya.
“Saya heran kenapa masjid itu dirusak, apakah terancam pendudukan?”
Dia menambahkan, masjid lain seperti Al-Hasena dekat pelabuhan Gaza juga dihancurkan.
Masjid-masjid ini menyimpan kenangan kita terutama saat bulan Ramadhan.
Perang ini menghancurkan segalanya.
Saya berharap Gaza akan dibangun kembali setelah perang, sehingga saya dapat menghidupkan kembali momen-momen indah ini dan mengunjungi tempat-tempat ini lagi bersama keluarga saya. “Pembaruan tentang Perang Israel-Hamas”.
Setidaknya 38.011 orang telah tewas dan 87.445 luka-luka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober, menurut Al Jazeera.
Jumlah korban tewas di Israel meningkat menjadi 1.139 akibat serangan pimpinan Hamas, dengan puluhan orang terjebak di Gaza.
Tujuh warga Palestina tewas dalam serangan Israel terhadap gedung lima lantai dekat Rumah Sakit Khan Younis Nasser, beberapa hari setelah Israel memerintahkan sekitar 250.000 orang meninggalkan daerah tersebut.
Sementara itu, di sisi lain, Hizbullah Lebanon meluncurkan lebih dari 200 roket dan drone ke posisi militer Israel, sehari setelah komandan utamanya, Mohammed Nima Nasir, tewas dalam serangan udara Israel.
Mengenai perundingan gencatan senjata, Hamas menyatakan telah menyampaikan rencana barunya kepada mediator mengenai kemungkinan pelanggaran gencatan senjata dan kesepakatan untuk membebaskan tahanan Israel yang ditahan di Gaza.
Mossad mengatakan Israel sedang mempertimbangkan tawaran tersebut dan akan memberi tahu mediator mengenai tanggapannya (tribunenevs.com, Tiara Shelavi)