Jusuf Kalla Bertemu Pemimpin Politik Hamas Haniyeh, 5 Tokoh Nahdliyin Malah Bertemu Presiden Israel

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Baru-baru ini Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 M. Jusuf Kalla bertemu dengan pemimpin politik gerakan Hamas Ismail Haniya di Doha, ibu kota Qatar.

JK bertemu Ismail Haniya pada Jumat (12/7/2024).

Hampir di waktu yang bersamaan, lima anggota Nahdlatul Ulama (NU) bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog.

5 Selebriti Bertemu Isaac Herzog terlihat dari foto yang beredar luas.

Terlihat dalam foto yang beredar, kelima ilmuwan NU tersebut adalah Gus Syukron Makmun, Dr. Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum dan Izza Annafisah Daniya.

Presiden Israel mengenakan setelan biru tua.

Sementara itu, lima tokoh Nahdli muncul di belakang Ishak

Beberapa di antaranya mengenakan batik dan jas.

Informasi yang dihimpun, pertemuan itu terjadi pekan lalu.

Saat ini belum ada informasi mengenai apa yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut.

Pertemuan lima ulama muda NU mendapat tanggapan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

PBNU menyayangkan pertemuan lima Nahdlis dengan Presiden Israel Isaac Herzog.

PBNU menilai kunjungan tersebut merupakan ulah seseorang yang tidak memahami geopolitik, politik organisasi NU, dan perasaan seluruh warga NU.

Ketua PBNU Savic Ali mengatakan lima anggota NU bertemu dengan presiden Israel bukan atas nama organisasi tersebut.

“Kami tidak tahu apa tujuannya dan siapa yang mensponsori. Tindakan yang sangat disayangkan,” kata Savic dalam keterangan di situs resmi NU, Minggu (14/7/2024).

Savich mengatakan, meski melakukan kunjungan pribadi, mereka dikenal sebagai warga NU bahkan aktivis sehingga akan mencoreng citra NU di mata publik.

Padahal, sikap PBNU dan Nahdliga hingga saat ini sangat jelas yakni berpihak pada Palestina dan mengutuk agresi militer Israel. Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 M. Jusuf Kalla bertemu dengan Ismail Haniya, pemimpin politik gerakan Hamas, di Doha, Ibu Kota Qatar, Jumat (12/7/2024). Dalam pertemuan yang berlangsung selama dua jam tersebut, Jusuf Kalla menyampaikan belasungkawa kepada masyarakat Palestina yang menjadi korban konflik tersebut. (Berita Tribun/Spesial)

“Israel masih tidak mengakui Palestina dan melanjutkan agresi militer yang telah memakan ribuan korban jiwa.”

“Israel masih menghujani bom dan peluru ke warga Palestina. Banyak warga sipil yang terbunuh,” ujarnya.

Savic mengatakan PBNU sedang melakukan kontak intensif dengan Palestina untuk membahas situasi saat ini.

“Kemarin telah dilakukan pertemuan antara Ketua Umum Gus Yahya dan Dubes Palestina untuk membahas apa yang bisa dilakukan NU dalam konteks pembangunan di Palestina, dukungan terhadap kebebasan Palestina dan diakhirinya kekerasan terhadap warga Palestina,” ujarnya.

Terkait sanksi PBNU terhadap WNI yang berkunjung ke Israel, Savic menjelaskan, PBNU bisa mengklarifikasi terlebih dahulu maksud kunjungan 5 orang tersebut ke Israel.

Yang jelas kepergian mereka sulit diterima, karena melukai perasaan masyarakat Nahdliyn. Masyarakat NU tidak boleh berkunjung ke Israel. Ini adalah tindakan tidak memahami geopolitik dan perasaan masyarakat Nahdliyn. NU,” ujarnya.

Sebelumnya, berdasarkan foto yang diambil, Isaac terlihat mengenakan setelan jas berwarna biru tua. Hasil pertemuan JK dengan Haniyeh

Sebelumnya, Jusuf Kalla bertemu dengan Ismail Haniya, pemimpin politik gerakan Hamas, di Doha, ibu kota Qatar, pada Jumat (7/12/2024).

Dalam pertemuan yang berlangsung selama dua jam tersebut, Jusuf Kalla menyampaikan belasungkawa kepada masyarakat Palestina yang menjadi korban konflik tersebut.

JK juga menekankan persatuan dan dukungan bangsa Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina.

JK mengatakan, kini mata dunia tertuju ke Gaza.

Kondisi keamanan di Gaza dan seluruh aspek kehidupan menjadi perhatian semua orang.

JK mengatakan seluruh dunia terdampak dan sedih atas tragedi kemanusiaan tersebut.

Selaku Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), JK mengungkapkan betapa sulitnya menyalurkan bantuan ke Gaza akibat blokade Israel.

Demi memperbaiki kondisi di Palestina, JK menyarankan agar Hamas terus menunjukkan persatuan dan solidaritas dengan Al Fatah.

Hal serupa juga terjadi pada komunikasi internal Hamas.

Dalam keterangan tertulis yang dikirimkan ke Tribunnews.com, JK mengatakan, “Jika tidak ada kesatuan aspirasi dan institusi, maka akan menambah kompleksitas penyelesaian masalah di Gaza.

JK mengatakan, semua rencana kemanusiaan di Gaza harus dibuat, seperti program yang berbasis prioritas seperti pengobatan korban luka dan sakit, penyelamatan perempuan, lansia, dan anak-anak, agar tidak menambah jumlah korban perang.

Namun JK mengingatkan Khania bahwa semua itu hanya akan efektif jika kekerasan dihentikan terlebih dahulu.

“Jika kekerasan bisa dihentikan, maka rekonstruksi dan rehabilitasi Gaza bisa terjadi secara otomatis,” kata JK.

“Semua tindakan kita harus dimulai dari perspektif kemanusiaan, bukan dari perspektif politik dan ideologi.

Pada saat yang sama, Ismail Haniya sangat mengapresiasi posisi dan peran diplomasi Republik Indonesia, bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza, kontribusinya dalam pengobatan korban luka, gerakan rakyat dalam demonstrasi dan solidaritas luasnya terhadap rakyat Palestina. .

Dalam pertemuan tersebut, Ismail Haniya juga menjelaskan situasi terkini di Gaza, permasalahan kemanusiaan dan politik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *