Kemenkominfo Minta Prajurit TNI Miliki Literasi Digital untuk Cegah Serangan Siber

Laporan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menegaskan pemahaman literasi digital sangat penting bagi kesatuan TNI untuk melindungi diri dari serangan siber.

Direktur Promosi Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Slamet Santoso mengatakan serangan siber merupakan musuh terbesar di era perubahan ini.

“Di era transformasi digital ini, bukan serangan yang paling berbahaya bagi masyarakat Indonesia, melainkan serangan siber. Karena TNI mempunyai misi besar menjaga perdamaian dan keamanan negara, maka hal itu sangat penting. agar seluruh prajurit TNI mempunyai pengetahuan dan pengalaman pendidikan digital,” kata Slamet dalam keterangan tertulis, Rabu (17/7/2024).

Slamet memaparkan acara Edukasi Digital perdana Prajurit TNI Angkatan 2, di BSD, Tangerang, Banten.

Prajurit TNI, kata Slamet, harus tahu tentang literasi digital. Menurut dia, prajurit TNI harus berhati-hati dalam memilih untuk mempublikasikan pesan di Internet.

“Kita harus selalu curiga jika ada koneksi dari pengirim yang tidak kita kenal dan mencurigakan. Karena dapat mengancam informasi pribadi dan informasi organisasi yang terhubung dengan perangkat kita,” ujarnya.

Selain itu, jika ancaman dunia maya menimpa Anda, penting untuk memahami cara mengurangi risiko tersebut. Karena di ruang digital kita tidak hanya mengharapkan hal-hal buruk, namun penting untuk mengantisipasi serangan siber.

“Literasi digital tidak hanya tentang cara menggunakan teknologi, tetapi juga pemahaman mendalam tentang cara kerja teknologi ini. Literasi digital juga tentang bagaimana melindungi informasi penting dari ancaman siber, dan berpartisipasi aktif di dunia digital.” dia berkata.

Sementara itu, Asisten Panglima TNI Marsekal Udara (Marsda) TNI Kustono mengatakan tantangan yang dihadapi dunia digital semakin meningkat dan berdampak pada dunia.

“Kejahatan di lingkungan digital seperti penipuan, perjudian online, penipuan online, pelecehan online, ujaran kebencian, dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu, sebagai prajurit TNI kita harus melawan hal tersebut dan mengisi ruang digital dengan baik. Kustono berharap agar tidak ada lagi tentara yang tidak berpendidikan, terjerumus dalam perjudian di Internet, mengungkap rahasia dunia, dan menyebarkan hal-hal yang menentang Sapta Marga dan sumpah perang.

“Kita harus menjadi prajurit TNI PRIMA (Profesional, Responsif, Kooperatif, Modern dan Oposisi) TNI. Selamat mengikuti acara dan menyimak sebanyak-banyaknya,” kata Kustono.

Pendidikan Digital bagi Aparatur Pemerintah berupaya untuk mengembangkan kapasitas ASN, TNI dan Polri agar berpengetahuan dan mampu memanfaatkan teknologi digital untuk menunjang tugas dan tanggung jawabnya yaitu sebagai pengambil kebijakan publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *