Laporan reporter Tribunnews.com Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Minuman manis dan pedas kerap dikaitkan dengan gagal ginjal pada anak. Apakah itu benar?
Dokter spesialis anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Eka Laksmi Hidayati mengatakan penyakit ginjal kronis pada anak seringkali terjadi karena kelainan ginjal bawaan.
Misalnya saja kelainan atau kekurangan pembentukan jaringan ginjal, disertai dengan atau tanpa hambatan.
Sedangkan pada usia 5 tahun ke atas biasanya disebabkan oleh penyakit keturunan (misalnya penyakit ginjal polikistik) atau penyakit didapat (misalnya glomerulonefritis kronis).
Sedangkan gaya hidup seperti terlalu banyak minum minuman manis tidak menjadi penyebab langsung terjadinya gagal ginjal.
“Padahal gaya hidup berpengaruh terhadap obesitas. Jadi ketika Anda mengalami obesitas, maka Anda berisiko mengalami penurunan fungsi ginjal. Tentu saja tidak secara langsung, misalnya Anda saat kecil mengalami obesitas, Anda mungkin berisiko mengalami penyakit ginjal. kegagalan di masa dewasa,” ujarnya di Jakarta ditulis, Jumat (26/7/2024).
Dijelaskannya, penyakit ginjal bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya infeksi, tumor, golongan darah, penyakit sistem imun, atau depresi.
Penyakit ginjal kronis biasanya datang dan pergi.
Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit ginjal kronis adalah: riwayat keluarga dengan penyakit ginjal polikistik atau penyakit ginjal genetik, berat badan lahir rendah atau bayi prematur, anak dengan riwayat gagal ginjal berat, kelainan ginjal bawaan, infeksi saluran kemih, riwayat penyakit ginjal kronik. sindrom nefrotik atau sindrom nefrotik nefritis akut atau sindrom uremik hemolitik, riwayat penyakit sistemik (diabetes, lupus, Henoch Schoenlein purpura) dan riwayat hipertensi.
Meski demikian, dr Eka mengingatkan para orang tua agar tetap memperhatikan kadar gula dan garam pada seluruh makanan dan minuman yang dikonsumsi anak setiap hari.
“(Minuman manis) Memang tidak serta merta terjadi (gagal ginjal). Karena penyakit yang melemahkan itu terjadi secara perlahan dan bersifat kronis. Kecuali yang diminumnya beracun, efeknya langsung terasa,” jelasnya. .