Pengamat Sebut Pajak Pemerintah Bikin Indonesia Tak Bisa Lawan Thailand Soal Penjualan Mobil

Laporan reporter Tribunnews.com Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Indonesia masih bersaing dengan negara-negara Asia Tenggara dalam hal penjualan mobil. Thailand merupakan negara yang penjualan mobilnya dibandingkan dengan Indonesia.

Harga mobil di Thailand yang diklaim lebih murah dibandingkan di Indonesia menjadi faktor pendongkrak penjualan di negeri gajah putih tersebut.

Pajak mobil lebih rendah di Thailand dibandingkan di Indonesia. Total pajak Indonesia mencapai 40 persen, sedangkan total pajak Thailand lebih rendah 8 persen dibandingkan Indonesia yang hanya 32 persen.

Agus Purvadi, pengamat otomotif dan peneliti teknik elektro Institut Teknologi Bandung (ITB), mengatakan secara keseluruhan situasi pasar mobil dalam negeri tidak menjadi masalah.

“Tidak ada pertanyaan, kami harus tinggi. Penjualan harus lebih dari 1 juta. Kami memiliki syarat untuk membuat produk tersedia. Itu sebabnya industri ini ingin menjadi kompetitif. Tapi di satu sisi lebih mahal 40 persen dari harga mobil. Bisa dijabarkan (instrumen pajak). Jadi mobil tidak boleh menjadi ATM, mobil harus menjadi alat transportasi. Kalau peralatannya lebih baik, lebih efisien, maka perekonomian harus lebih kompetitif,” jelas Agus di pameran GIIAS 2024, ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (25/7/2024).

Dibandingkan Thailand, Indonesia mengenakan pajak perlengkapan yang jauh lebih tinggi pada produk otomotif.

Perpajakan dimulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah negara bagian yang ikut serta dalam perpajakan kendaraan melalui Pajak Kendaraan Bermotor (MVT).

Ingat, PKB hanyalah salah satu dari lima jenis pajak yang termasuk dalam pajak provinsi dan sumber pendapatan daerah provinsi.

“Kalau menurut saya, kita jadikan patokan saja, kenapa Thailand bisa?” Kita lihat saja, sudah terbukti, berapa tarif yang dikenakan Thailand untuk ini, berapa tarifnya. Soalnya kita punya pendapatan daerah untuk kendaraan dan pendapatan pusat, dengan pajak yang strukturnya banyak, “Oke. , itu seimbang, artinya semakin tinggi konsumsi bahan bakarnya, maka jatah bahan bakarnya semakin rendah,” kata Agus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *