Kilas Balik Kesaksian Aep di Kasus Vina yang Berujung Dilaporkan ke Bareskrim Polri

TRIBUNNEWS.

Dedi Mulyadi, mantan Raja Muda Purwakarta yang mendampinginya, mengungkapkan, laporan itu bertujuan untuk menguji kesaksian Aep.

Sebab, menurut dia, kesaksian Aep membuat terpidana harus mendekam di penjara seumur hidup.

“Salah satunya masuk penjara, salah satunya kesaksian Aep dan Dede. Kami sahabat pengacara dan keluarga terpidana datang untuk mengkaji kembali keterangan Aep dan Dede apakah benar. atau palsu,” kata Deddy. Badan Reserse Kriminal Polri, Jakarta.

Deddy mengatakan, laporan tersebut menjadi pintu masuk bagi pihak untuk mengumpulkan bukti-bukti lain guna membebaskan ketujuh terpidana tersebut.

“Ini bagian dari pembebasan kami terhadap narapidana yang mendekam di penjara sejak Peggy diadili,” ujarnya.

Lalu apa kesaksian Aep? Komentar dibawah.

Ada bikers berjas XTC yang mengaku berburu

Pada 24 Mei 2024, Aep mengungkap kesaksiannya atas meninggalnya Vina dan Eki pada tahun 2016 di Sirebon.

Ia melihat seorang pria pengendara sepeda motor yang mengenakan pakaian XTC dikejar seseorang.

Katanya, ada pelemparan batu ke arah pengendara sepeda motor tersebut.

“Saya tadi di bengkel, ada pengendara motor pakai baju XTC lewat. Lalu saya langsung dilempar, lalu diusir. Saya takut di sana, akhirnya pulang ke rumah,” ujarnya. , kutipan dari YouTube Compass TV.

Menurut Aep, sekitar delapan orang mengikuti Vina dan Eki.

“Soal penelantaran saya kurang tahu, masalahnya di situ ada sekitar delapan orang. Sepeda motor hanya empat,” jelasnya.

Aep bilang Peggy sering bersama

Selain fakta pemeriksaan, Aep juga menyebut nama Peggy dalam keterangannya.

Ia mengatakan Peggy sering berada di bengkel tempatnya bekerja sebagai insinyur di Cirebon.

“Saya bahkan tidak tahu ada anggota geng motor yang sering jalan-jalan,” ujarnya.

Aep mengetahui bahwa Peggy dan gengnya sering berkumpul di tempat yang sama tempat mereka bekerja.

Namun ia mengaku belum mengetahui kegiatan apa yang dilakoninya.

“Saya tidak tahu banyak tentang kehidupan Peggy (dan gengnya) sehari-hari, hanya saja Peggy sering bergaul dengan anak-anak di sana, sering kali di siang hari, jika tidak di siang hari, maka di malam hari,” dia dikatakan. dia berkata.

Tanya Inspektur Rudiana

Jaksa mengungkapkan, dia diinterogasi oleh ayah Eki, Iptu Rudiana, sebelum tujuh terpidana ditangkap.

Sedangkan Rudiana, kata Aep, menanyakan apakah dirinya mengetahui kematian Vina dan Eki.

Saat itu, Aep mengaku mengetahui pihak-pihak yang bertanggung jawab atas matinya kedua burung tersebut.

“Ayah almarhum Eki bertanya kepada saya, tahukah Anda ada keributan di sini kemarin? Saya menjawab iya, saya tahu, Pak. Jadi, apakah Anda tahu pelakunya? Iya, saya tahu, Pak,” kata Aep.

Setelah itu, Aep mengaku diberikan nomor kontak dan informasi Rudiana untuk berjaga-jaga jika para penjahat berkumpul.

Kemudian, saat mengetahui ada penjahat yang berkumpul di dekat tempat kerjanya, ia langsung menghubungi Rudiana.

Para pelaku kemudian ditangkap pada hari yang sama saat Aep melapor ke Rudiana.

“Waktu dia (ayahnya Eki) kasih nomor ponselnya ke saya, dia bilang kasih tahu saya soal gantung diri anak-anaknya. jelas Aep.

“Iya, di depan bengkel saya (tempat penangkapan), di parkiran,” ujarnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Milani Resty Dilanggi)

Artikel lain terkait meninggalnya Vina Cirebon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *