Dilansir reporter Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Pl. Uuf Brajavidagda, Direktur Kemitraan dan Harmoni Dunia Usaha dan Industri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menilai lulusan harus mampu memahami tren perilaku konsumen.
Hal ini juga penting bagi mahasiswa profesional yang ingin menjadi wirausaha.
“Kami bekerja sama untuk mengenalkan satuan pendidikan vokasi kita pada kewirausahaan. Topik kali ini adalah tentang tren perilaku konsumen. “Selain bekerja, kami punya pilihan agar anak-anak ini bisa terjun ke dunia wirausaha,” kata Uuf dalam keterangan tertulisnya, Minggu. (22/7/2024).
Hal ini ditunjukkan Uuf pada acara Customer Behavior Workshop di Jakarta.
Dikatakannya, satuan pendidikan vokasi khususnya SMK sudah mendapatkan materi terkait tren perilaku konsumen, namun masih banyak hal yang perlu ditingkatkan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyelenggarakan kursus pelatihan bagi siswa sekolah kejuruan.
“Coba dari sudut pandang lain, Kemendag lebih menguasai dunia usaha, lebih mendalam dan lebih ahli dalam hal ini.
“Ini merupakan upaya bersama agar satuan pendidikan kita semakin selaras dengan dunia usaha,” jelasnya.
Dua puluh sekolah kejuruan di Jakarta, Bogor, Depot, Tangier, Bekasi diundang untuk berpartisipasi dalam lokakarya ini.
Sekolah-sekolah ini juga didorong untuk menghasilkan produk yang memenuhi permintaan pasar dan dijual ke luar negeri.
Ia menambahkan, SMK saat ini harus membangun kapasitas wirausaha.
Dengan begitu, SMK bisa menjadi salah satu rantai pasok produk perusahaan.
“Produknya banyak sekali, tentunya teman-teman SMK bisa masuk ke sana. “Kami memiliki perekonomian yang inovatif, kami memiliki sektor manufaktur yang menghasilkan banyak produk.”
Mary Marjati, Direktur Pengembangan Ekspor Produk dan Jasa Inovasi Kementerian Perdagangan, mengatakan pihaknya di Indonesia Design Development Center (IDDC) saat ini sedang mengembangkan ekspor nasional.
Oleh karena itu, kata dia, IDDC memberikan fasilitas kepada komunitas belajar, termasuk sekolah, untuk pengembangan produk.
Mampu menghasilkan atau menghasilkan produk yang berkualitas, berorientasi ekspor dan bernilai tambah.”