TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berikut penjelasan Laboratorium dan Pusat Teknologi Informasi Polri atas pemeriksaan yang dilakukan di lokasi tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi.
Balai Besar Informasi dan Laboratorium Polri memastikan Toyota Alphard tersebut tidak memiliki DNA (asam deoksiribonukleat) orang lain saat ia bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri menggunakan senjata api jenis HS (SENP) 9 mm.
Jadi arah pelurunya dari dalam kendaraan, bukan dari luar kendaraan. Dan peluru tidak memecahkan kaca jendela atau kaca kendaraan. Jadi peluru itu berasal dari dalam kendaraan, kata Puslabfor Mabes Polri. . Tim, Kompol Irfan saat jumpa pers di Mapolres Jakarta Selatan, Senin (29/4/2024).
Mereka sampai pada kesimpulan ini setelah memeriksa mobil tersebut secara menyeluruh, mulai dari balistik, GSR, dan DNA.
“Kami melakukan olah TKP antara pukul 14.00 hingga 17.00 tanggal 27 April 2024. TKP di sini lebih fokus pada Toyota Alphard warna hitam dengan nomor registrasi B 1554 QH.”
“Kami menemukan sampel DNA di bagian dalam pintu samping pengemudi, saklar jendela samping kanan pengemudi, setir, darah korban di kursi pengemudi,” imbuhnya.
“Juga jelaga atau GSR yang kami temukan pada jok, jendela kendaraan dan terdapat bekas peluru di atap kendaraan dekat jok pengemudi,” imbuhnya.
Hasil tesnya cocok dengan profil DNA korban, sehingga tidak dapat menemukan DNA orang lain.
“Jadi kami tidak menemukan profil DNA orang lain pada senjata api atau selongsong peluru yang dijadikan barang bukti, kami juga tidak menemukan profil DNA orang lain di dalam mobil dekat pengemudi, kami mendapatkan profil korban dari sampel darah korban. Di kursi, kata Irfan.
“Lanjutkan hasil pemeriksaan senjata api, H 258799 merupakan senjata api HS 9mm buatan Kroasia yang dapat berfungsi dengan baik, sehingga masih aktif sehingga masih dalam kondisi akhir dan sudah ditembakkan dan dinyatakan positif dimasukkan. Kalau GSR kan senjatanya, tapi masih ada GSRnya, artinya baru ditembakkan,” imbuhnya.
Pernyataan tuan tanah
Indra Pratama, pemilik rumah tempat tewasnya anggota Divisi Lalu Lintas Polres Manado Brigadir Ridhal Ali Tomi (RAT), berada di tempat kejadian perkara (TKP) Kamis (25/4/2018) lalu saat korban mengaku bunuh diri bukan itu. ) 2024).
Meski tak membeberkan keberadaannya, Indra mengungkapkan Briptu Ridhal yang ditemukan tewas berada di luar rumah.
Ia pun meyakinkan keberadaannya bisa dibuktikan.
“Saya tidak ada di sana. Saya di luar. Nanti semua bisa dibuktikan,” kata pengusaha tambang itu kepada sejumlah media, Sabtu (27/4/2024), TribunJakarta.com.
Indra pun membenarkan bahwa Brigadir Ridhal bukanlah pengawalnya.
Ia mengaku mengenal korban saat ditemui di Manado, Sulawesi Utara untuk urusan pekerjaan.
Namun Indra mengatakan Brigadir Ridhal tidak pernah terlibat dalam pengawalannya.
“Tidak ada, tidak (pengawal). Jangan mengambil keputusan sendiri. Iya, aku kenal kamu, tapi tidak ada misi,” kata Indra.
Investigasi resmi ditutup
Penyidikan tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi, anggota Polres Manado resmi ditutup.
Brigadir Ridhal Ali Tomi dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (25/4/2024) akibat luka tembak di kepala.
AKBP Bintoro, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, mengatakan, proses penyelidikan dilakukan Polres Metro Jakarta Selatan bekerja sama dengan Tim Forensik RS Polri dan Laboratorium dan Pusat Informasi Polri.
“Memang kami sudah berkesimpulan bahwa kejadian ini resmi merupakan bunuh diri. Oleh karena itu, kasus ini kami anggap tertutup, tertutup,” ujarnya, Senin (29/4/2024).
Menurut AKBP Bintoro, proses penyidikan kasus tersebut dilakukan secara profesional.
Insya Allah sesuai arahan Kapolri kita lakukan secara profesional dan prosedural, semoga bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakat, ujarnya.
Ia juga memperlihatkan rekaman CCTV Brigadir Ridhal bunuh diri di dalam mobil yang diparkir di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Dalam rekaman tersebut, terlihat mobil Toyota Alphard yang dikemudikan Brigadir Ridhal berhenti untuk menurunkan penumpangnya.
“Mobil itu datang ke depan rumah untuk menurunkan penumpang. Terlihat penumpang turun, anak ini, lalu staf, ibu dan asistennya,” ujarnya.
“Korban dipastikan sendirian di dalam mobil. Mobil berhenti selama 1 menit,” ujarnya.