TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi Yaman, Ansarallah, mengisyaratkan akan melakukan pembalasan terhadap Israel dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Israel menyerang kota Hodeida di Yaman pada Sabtu (2024/7/2024) dengan puluhan pesawat militer.
Serangan ini merupakan respons Israel terhadap serangan Houthi sehari sebelumnya. Sasarannya adalah Tel Aviv. ibu kota Israel
Tak lama setelah Hodeidah diserang, kelompok Houthi segera bersumpah akan membalas rezim Zionis.
“Akan ada banyak kejutan dalam beberapa hari ke depan,” kata Ali al-Qahoum, pejabat di kantor politik Houthi, kepada PressTV.
Al-Qahoum mengatakan target pembalasan Houthi adalah mencakup wilayah luas Palestina yang saat ini diduduki Israel. Kaca pecah ketika jet Houthi menyerang sebuah bangunan di Jalan Ben Yehuda dekat Jalan Shalom Aleichem di Tel Aviv. Sebuah drone yang mengenai sasaran menyebabkan ledakan keras yang terdengar di Tepi Barat yang diduduki Israel. Kamis malam (18/7/2024) (Almayadin)
Sebelumnya, ia juga memperingatkan Israel bahwa serangan balasan yang kuat oleh kelompok Houthi akan menjadi “gempa bumi” bagi Israel.
Ia juga berpesan kepada warga Israel untuk tidak terlalu bersuka cita karena Israel tidak akan luput dari hukuman.
“Itu adalah pilihan Anda untuk pindah dan kembali ke tempat asal Anda atau tetap di tempat penampungan,” katanya.
“Upaya proteksionisme Amerika dan Inggris tidak akan berhasil. Dan tangan-tangan yang melanggar kedaulatan Yaman serta menyerang sumber daya dan rakyat Yaman akan disingkirkan oleh “Gerbang Neraka”.
Pada hari yang sama, pejabat Houthi lainnya, Hezam al-Assad, memperingatkan akan adanya serangan balasan terhadap Israel. Serangan itu akan menargetkan fasilitas militer dan keamanan Israel.
Al-Assad mengatakan pasukan Yaman memasuki tahap kelima operasi militer, yang menurutnya akan meningkatkan jumlah korban tewas akibat serangan terhadap Israel.
“Zionis telah membuka gerbang neraka dengan menargetkan pelabuhan Hodeidah di Yaman, dan pelabuhan, pusat keamanan dan kompleks militer jauh di wilayah pendudukan Palestina akan diserang oleh tentara Yaman.”
Ia juga mengkritik beberapa negara Arab yang disebutnya membantu Israel di tengah kisruh perang Gaza.
“Beberapa negara Arab bertindak terlalu jauh karena mereka mendukung Zionis dengan menciptakan jalur darat dan bukan Laut Merah. dan membuka wilayah udara dan menyerukan gerakan teroris Hamas. Kami mengingatkan Anda bahwa jawaban mereka akan datang.”
Dia menekankan bahwa serangan Israel terhadap warga sipil akan dibalas.
“Respon Yaman terhadap serangan rezim Zionis di pelabuhan Hodeida akan berbeda. “Ini adalah respons yang belum pernah terjadi sebelumnya yang akan membuat para penyerang menyesali tindakan mereka,” ujarnya.
Di media sosial, X al-Assad kembali memperingatkan akan adanya serangan balasan terhadap Israel.
Bahkan, ia juga mengutip ayat Alquran: “Sebentar lagi kita akan melihat suatu hari ketika langit akan meleleh seperti logam. Perang panjang dengan Israel
Brigadir Jenderal Yahya Sarri, juru bicara militer Houthi, Sabtu lalu menyebut serangan Israel sebagai “serangan teroris” dan “agresi kejam” yang menargetkan infrastruktur sipil.
Meski demikian, Sari mengatakan pihaknya akan tetap melanjutkan operasi militer di laut untuk melindungi warga Gaza dari serangan Israel.
Setelah perang di Gaza dimulai, Houthi juga mulai menyerang kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel di Laut Merah.
Sarri mengatakan militer Yaman tidak akan berhenti menyerang kapal-kapal Israel. Padahal Yaman baru-baru ini dilanda serangan udara Israel. Israel menyerang kota pelabuhan Hodeidah di Yaman (Al Masirah TV)
Apalagi, dia mengatakan pasukannya kini sedang mempersiapkan konfrontasi militer jangka panjang dengan Israel.
“Bersiaplah untuk perang panjang dengan musuh ini. Sampai agresi [di Jalur Gaza] berhenti dan blokade dicabut,” kata Sari beberapa jam setelah serangan Israel.
Menurutnya, Yaman berhak menyikapi Israel dengan cara yang sama.
“Mereka (pasukan Yaman) akan merespons agresi brutal ini. dan tidak akan ragu untuk menyerang sasaran utama Israel,” katanya.
Pada saat yang sama, ia menegaskan bahwa Tel Aviv, ibu kota Israel, sudah tidak aman lagi karena senjata Houthi bisa menyerang.
(Berita Triban/Februari.)