TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (PangKostrad), Letjen (Letjen) TNI Muhammad Saleh Mustafa mengungkap pengalaman menarik selama bertugas di militer sejak tahun 1991.
Saleh mengatakan, dia bertugas di berbagai daerah di Tanah Air, mulai dari Aceh, Poso, hingga Papua.
Bahkan, dia tak memungkiri bahwa pelayanannya selalu berada di zona konflik.
Hal itu diungkapkan Pangkostrad Saleh Mustafa dalam wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Markas Kostrad, Gambir, Jakarta, Senin (13 Mei 2024).
Namun ia sangat bersyukur meski selama ini bertugas di daerah konflik, namun ia sering mendapat lindungan Tuhan sehingga bisa melanjutkan karirnya di TNI hingga saat ini.
Diakuinya, selama bertugas di daerah konflik, keselamatannya terkadang terancam. Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (PangKostrad), Letjen TNI Muhammad Saleh Mustafa menyerahkan kenang-kenangan kepada Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra usai wawancara khusus di Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (13 Mei 2024). Dalam kesempatan tersebut, Pangkostrad Letjen TNI Muhammad Saleh Mustafa membeberkan beberapa pengalaman menarik selama menjalani wajib militer sejak tahun 1991 dan bertugas di berbagai wilayah Tanah Air, mulai dari Aceh, Poso hingga Papua. Bahkan, dia tak memungkiri, selama ini pengabdiannya berada di zona konflik. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)
Mantan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih ini juga mengungkapkan, dirinya terkesan aman dari berbagai ancaman atau keberhasilan tersebut bukan merupakan keberhasilan pribadi.
Oleh karena itu, Saleh mengajak prajurit dalam setiap misinya untuk selalu membangun semangat solidaritas.
PangKostrad juga menyampaikan pentingnya tema yang diusung dalam rangka HUT Kostrad ke-63 yang baru saja merayakan HUT ke-63 pada 6 Maret 2024.
Sedangkan temanya adalah ‘Prajurit Pembela Kedaulatan NKRI’.
Ia juga mengatakan bahwa olahraga sepak bola sangat cocok digunakan di bidang militer.
Awalnya Saleh mengungkapkan bahwa dirinya menyukai olahraga sepak bola sejak kecil.
Bahkan, saat duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP), ia sudah berpengalaman mengikuti seleksi Klub Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Persiter) Ternate. Saat itu, Kejuaraan Soeratin digelar di kampung halamannya.
Soeratin Championship merupakan turnamen sepak bola di Indonesia yang diperuntukkan bagi pemain sepak bola berusia 18 tahun ke bawah.
“Sebelumnya saya pernah mengikuti rekrutmen saat SD dan SMP, pernah mengikuti rekrutmen tim sepak bola di Persiter. Tapi Persiter adalah asosiasi sepak bola (Ternate) dan saat itu juaranya Soeratin,” kata Panglima. Kostrad Saleh.
Karena kecintaannya terhadap olahraga sepak bola, Saleh melihat olahraga yang digemari masyarakat ini terus berkembang setiap harinya.
Ia bahkan sempat berpendapat bahwa sepak bola sangat cocok digunakan di kalangan militer.
Mantan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih pun menyatakan olahraga sepak bola cocok digunakan di kalangan militer.
Menurutnya, sebuah tim sepak bola bisa menang jika seluruh pemain dalam satu tim menunjukkan kerja sama yang baik.
“Mengapa ini pantas?”
“Karena dia bukan orang pribadi.”
“Kemudian untuk meraih kemenangan harus membangun kerja sama dan bukan individu, yang akan ditunjukkan kemampuannya,” ujarnya.
Saksikan wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Pangkostrad Letjen Muhammad Saleh Mustafa.(*)
Pangkostrad Ungkap Makna ‘Pejuang Milisi Penjaga Kedaulatan NKRI’ | WAWANCARA EKSKLUSIF