Iron Dome Israel Kebobolan, Drone Hizbullah Bakar Nahariya di Galilea Barat

TRIBUNNEWS.COM – Tentara Israel mengumumkan bahwa mereka gagal mencegat drone yang diluncurkan oleh Hizbullah Lebanon di Nahariya, di wilayah utara Galilea Barat.

Peristiwa ini menyebabkan kebakaran di kawasan Nahariya dan sekitarnya.

Media Israel, Channel13 Israel, menayangkan video serangan drone terhadap sasaran di Nahariya.

Selain itu, muncul video lain yang menunjukkan api berkobar di area yang diserang.

Setidaknya ada empat kepemilikan Iron Dome di Nahariya, yang secara resmi merupakan garis pertahanan Hizbullah.

Selain kebakaran di kawasan tersebut, salah satu bangunan di kawasan industri mengalami kerusakan akibat peluncuran roket dan drone.

Pasca serangan tersebut, sirene serangan udara kembali terdengar di wilayah Nahariya di tengah kekhawatiran akan serangan Hizbullah dari Lebanon selatan.

Akibat serangan tersebut, ledakan besar terdengar di Haifa.

Khawatir akan terjadi serangan lagi, Israel segera mengevakuasi penduduk lokal dari daerah tersebut.

“Hari ini, sirene dan suara tembakan terdengar di seluruh wilayah utara, dan serangan roket besar terdengar di Galilea. Puluhan ribu warga sipil memasuki wilayah yang terkepung,” lapor Channel 12 Israel.

Pada saat yang sama, Channel 13 Israel menggambarkan keluarnya Israel sebagai sebuah “tiket” bagi Hizbullah untuk menyerang wilayah tersebut.

“Pandangan terkini dari tentara Israel dan front utara adalah bahwa kami sedang terburu-buru untuk mundur dan memberikan hadiah besar kepada Nasrullah (pemimpin Hizbullah),” Israel Channel 13 melaporkan.

Walikota Nahariya meminta pemerintah Israel untuk menyelesaikan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza.

“Tidak bisa hidup seperti ini dan kita harus mendiskusikan penarikan diri dari Jalur Gaza,” kata Wali Kota Nahariya, kepada Radio Tentara Israel, Minggu (6/2/2024) malam.

Sejak dimulainya perang melawan Hizbullah, sirene telah berdampak buruk pada pedagang lokal di Acre, menyebabkan penurunan pendapatan sebesar 50 persen. Pawai drone Hizbullah

Pada hari yang sama, Hizbullah Lebanon mengumumkan bahwa pejuangnya mengebom beberapa posisi militer Israel, termasuk markas Divisi 210 Golan di barak Nafah.

Hizbullah juga melancarkan serangan langsung, menargetkan Zibdin di Peternakan Sheba yang diduduki Lebanon.

“Sebagai respons terhadap serangan musuh yang menargetkan wilayah Bekaa Israel, Mujahidin Perlawanan Islam (Hizbullah) pada hari Minggu membom markas Divisi Golan ke-210 di Barak Nafah dengan beberapa roket Katyusha dalam dua serangan berturut-turut,” kata Hizbullah. keterangannya, Minggu (2/6/2024) malam.

“Pada hari Minggu pukul 19.35, Mujahidin Perlawanan Islam menargetkan daerah Zabdin di pertanian Sheba yang diduduki Lebanon dengan senjata roket dan melancarkan serangan langsung,” lanjutnya, seperti dilansir Al Mayadeen.

Serangan itu merupakan respons terhadap pemboman Israel terhadap desa dan bangunan Hizbullah di Lebanon selatan pekan lalu, yang menewaskan 16 orang pekan lalu.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mengumumkan bergabung dalam serangan terhadap Israel untuk mendukung rakyat Palestina menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza.

Kelompok ini menargetkan beberapa wilayah di Israel yang berbatasan dengan Lebanon selatan, tempat pangkalan militer Hizbullah berada.

Hizbullah mengatakan mereka akan berhenti menargetkan Israel jika Israel menghentikan agresinya dan menarik pasukannya dari Jalur Gaza. Jumlah korban

Israel terus melanjutkan kekerasannya di Jalur Gaza, jumlah warga Palestina bertambah menjadi 36.439 orang dan pada Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (2/2/2024) terdapat 82.627 orang luka-luka dan 1.147 orang tewas. Di wilayah Israel, lapor Anadolu.

Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah partai oposisi Palestina, Hamas, melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) menentang pendudukan kekerasan Israel di Al-Aqsa.

Menurut perkiraan Israel, jumlah sandera yang dilakukan Hamas di Jalur Gaza berjumlah sekitar 136 orang, setelah 105 sandera ditukar dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Menurut laporan The Guardian pada bulan Desember 2023, lebih dari 8.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Lebih banyak berita tentang konflik Palestina-Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *