TRIBUNNEWS.COM – Pada tahun 2006, stadion Olympiac Park, Berlin menjadi saksi kejayaan Italia yang menjadi juara Piala Dunia, peluang tersebut tidak mempengaruhi Gli Azzurri di Euro 2024.
Di tempat yang sama, Italia kalah dari Swiss dengan skor 2-0 pada babak 16 besar Euro 2024. Italia gagal melaju ke babak semifinal, Sabtu (29/6) dan barat.
Dua gol yang dicetak Remo Freuler (37′) dan Ruben Vargas (46′) yang membobol gawang Donnarumma mengakhiri harapan Italia untuk mempertahankan gelar juara Eropa (Euro).
Pasukan Luciano Spalletti tidak menunjukkan keberanian lebih ketika mereka bermain melawan Swiss dibandingkan saat melawan Kroasia terakhir kali. Reaksi para pemain Italia usai pertandingan sepak bola babak 16 besar UEFA Euro 2024 antara Swiss dan Italia di Olympiastadion Berlin di Berlin pada 29 Juni 2024. JOHN MACDOUGALL / AFP
Italia sempat tertinggal, namun berhasil bermain imbang 1-1 di penghujung laga dengan Kroasia.
Menurut mantan pemain internasional Inggris Gary Lineker, Italia bermain bagus di Euro 2024.
Gawang Federco Chiesa belum pernah kebobolan sejak dimulainya grup yang beranggotakan Spanyol, Albania, dan Kroasia.
“Saya rasa saya belum pernah melihat, sepanjang hidup saya, tim Italia yang lebih buruk dari ini,” kata Lineker seperti dikutip BBC.
Tiga tahun lalu, pemain utama Azzurri, Donnarumma, Giovanni Di Lorenzo, Nicolo Barella, dan Chiesa tampil sebagai pemain tim utama saat mengalahkan Inggris pada final Euro 2020 di Stadion Wembley.
Keempat pemain Italia itu juga menarik perhatian pada masa kepemimpinan Spalletti ketika mereka menghadapi Swiss di Berlin.
Namun Italia kurang beruntung.
Pergantian pelatih kepala dan gaya permainan yang berbeda juga mengubah gaya permainan Italia.
“Dari tiga tahun lalu hingga sekarang, sungguh luar biasa,” kata Alan Shearer yang terkejut dengan penampilan Italia.
“Saya terkejut betapa buruknya Italia. Mereka tidak memberikan apa pun di posisi mana pun, Swiss bermain bersama mereka,” ucapnya.
“Mereka mengontrol permainan dan tidak memberikan peluang bagi Italia, mereka sangat lemah di depan, dan tidak memberikan ancaman ke gawang lawan. Mereka buruk, terutama di laga,” ujarnya.
Berdasarkan statistik pertandingan, para pemain Spalletti mencatatkan 11 tembakan tepat sasaran.
Jauh berbeda dengan keadaan di Swiss yang menghasilkan 16 percobaan dan 4 diantaranya tepat sasaran.
Rio Ferdinand mengatakan dia “hampir kebingungan saat bekerja.”
Dia menambahkan bahwa dia “tampaknya tidak memiliki solusi atau solusi tunggal untuk setiap masalah yang mungkin terjadi dalam permainan.”
Analis Opta menulis kalimat mengejutkan di Italia.
Kekalahan dari Swiss sungguh mengerikan, bukan dari segi permainannya, melainkan dari segi permainannya.
“Mereka tidak bisa bersaing dengan Resilient Swiss,” kata Opta.
Gelandang Swiss No.17 Ruben Vargas (kanan) merayakan gol kedua bersama rekan satu timnya di Euro 2024 selama pertandingan babak 16 besar Euro 2024 antara Swiss dan Swiss. Italia di Berlin Olympiastadion di Berlin pada 29 Juni 2024. Ronny HARTMANN / AFP
Bagi Swiss, ini merupakan kesuksesan baru karena mereka telah mencapai semifinal berturut-turut.
Tim yang dipimpin Murat Yakin mendominasi sejak awal pertandingan dan menguasai bola meski pemainnya sedikit.
Beberapa menit kemudian, Italia terjatuh, sementara Swiss menyerang dengan percaya diri.
Freuler berhasil melewati pertahanan Italia dengan baik, lalu melepaskan tendangan bebas yang mengarah ke tendangan bebas Donnarumma.
Sekitar 31 berasal dari tangan Murat Yakin yang menjelaskan bagaimana dia menyerang Italia.
Pada awal gim kedua, Swiss hanya butuh waktu 27 detik untuk membalikkan keadaan yang menyulitkan Italia.
Vargas yang membantu Freuler mencetak gol, kini menjadi pemain yang mencetak gol Italia yang gagal dicetak Donnarumma.
Italia mencoba untuk bangkit, namun perbedaan permainan sepertinya menggarisbawahi bahwa yang terpenting adalah Swiss pada malam itu.
Rencana bertahan yang memungkinkan Italia menguasai bola tidak cukup untuk memungkinkan tuan rumah menciptakan peluang emas.
Granit Xhaka adalah pemain bintang turnamen Swiss. Penyerang Bayer Leverkusen menyelesaikan 94 dari 98 percobaannya (95,9 persen), termasuk 36 dari 37 percobaannya di sepertiga akhir lapangan.
(Tribunnews.com/Sina)