Reporter Reynas Abdila dari Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indeks Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada Senin (24 Juni 2024).
IHSG menguat 0,13% atau 9,1 basis poin menjadi 6.889,16 poin menurut RTI Business.
Komposit dibuka pagi ini pada 6880 dan bergerak antara 6914 dan 6870.
Total volume perdagangan mencapai Rp9,5 triliun senilai 19,319 triliun saham dengan frekuensi perdagangan 863.696 saham.
Total ada 312 minggu naik, 247 minggu turun, dan 224 minggu stagnan.
Dari 11 indeks sektoral, tiga indeks menunjukkan pelemahan, antara lain IDX Kesehatan, IDX Keuangan, dan IDX Properti.
Sementara itu, rupee kembali menguat menjelang penutupan pasar pada Senin (24 Juni 2024).
Di pasar spot, mata uang Garuda ditutup pada Rp16.394 per dolar AS, naik 0,34% dari Rp16.450 per dolar AS pada Jumat (21 Juni 2024).
Rupee adalah mata uang terkuat di Asia.
Sebagian besar mata uang di kawasan juga menguat, dengan baht Thailand menguat 0,2% dan melemah terhadap rupee.
Dolar Singapura terapresiasi 0,08%, yen Jepang 0,07%, dan rupee India 0,05%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pasar merespons positif Dana Moneter Internasional (IMF). IMF mengingatkan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan komitmennya menjaga defisit anggaran di bawah 3% dari produk domestik bruto (PDB). Produk (PDB).
Hal ini diperlukan untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
IMF memperkirakan ekspansi fiskal Indonesia akan melebar pada tahun 2024 dan 2025.
Namun, IMF yakin bahwa pengurangan defisit akan mendukung pertumbuhan dan menjaga ruang kebijakan untuk merespons risiko-risiko negatif sambil mempertahankan kebijakan yang lebih seimbang.
Hal ini juga diamini oleh pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menegaskan defisit APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) akan dijaga di bawah 3%.
“Hal ini dianggap menjadi tanggung jawab pemerintah dan Presiden terpilih Prabowo Subianto akan terus melakukannya,” ujarnya.
APBN kini diketahui menjadi perhatian serius bagi investor karena khawatir defisit mencapai 3% PDB mengingat rencana belanja yang diterapkan.
Saat ini persiapan RAPBN 2025 sudah dimulai.
Sri Mulyani mengatakan, proyeksi defisit 2,29-2,82% PDB pada RAPBN 2025 diperhitungkan untuk makanan bergizi gratis.
IMF memahami bahwa Indonesia sedang menjalankan agenda pertumbuhan yang ambisius untuk mencapai status berpenghasilan tinggi pada tahun 2045 dalam visi Indonesia Emas.
Tentu saja, di balik visi besar ini adalah belanja pemerintah (termasuk pendidikan, program sosial dan infrastruktur), reformasi kelembagaan (termasuk peningkatan pasar tenaga kerja, dunia usaha dan sektor swasta), lingkungan hidup dan sektor keuangan, serta kebijakan industri. Tujuannya untuk meningkatkan nilai tambah ekspor pada sektor tertentu.