TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pusat Penelitian Perdamaian Warisan Abraham (Rahim) dikaitkan dengan pertemuan 5 orang nahdliyin dengan Presiden Israel Isaac Herzog.
Direktur Jenderal PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menilai organisasinya dimanfaatkan Rahim.
“Kami mendapat informasi ada lembaga atau organisasi bernama Abrahamic Heritage Research Center for Peace yang membuat website terus.or.id,” kata Gus Yahya di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (16/7/). 2024).
“Dalam situsnya diklaim LBM NU merupakan bagian dari jaringan organisasi tersebut bahkan mencantumkan logo LBM NU di situsnya,” kata Gus Yahya.
Jadi apa organisasi Rahim?
Rahim diluncurkan pada 13 April 2022. Nama global organisasi ini adalah Ibrahim Legacy Research Center for Peace.
“Selamat datang! Abrahamic Heritage Center for Peace Studies merupakan koalisi lintas agama yang mencurahkan waktu belajar, penelitian ilmiah, dan pendidikan nasional untuk menciptakan kerukunan umat beragama, khususnya antara umat Islam dan Yahudi,” demikian isi situs Rahim, dikutip Kompas.com. .
Berbasis di Depok, Jawa Barat, organisasi ini mengaku merupakan koalisi lintas agama yang beranggotakan LBM NU, Eits Chaim Indonesia, dan Bnei Noah (Bani Noah) Indonesia.
Koalisi ini mencakup para pendiri dan pemimpin tiga organisasi. Hal itu terlihat pada logo ketiga organisasi yang muncul di website Rahim.
Rahim mengklaim pihaknya merupakan lembaga nirlaba yang melakukan penelitian, kajian, diskusi perdamaian, resolusi konflik, dan toleransi.
Lembaga tersebut mengakui tidak terlibat dan tidak merekomendasikan mengunjungi Israel, tidak memiliki kontak dengan Israel, dan tidak menerima dana dari pihak luar.
Rahim juga mengatakan, orang-orang yang bertemu dengan presiden Israel tidak mewakili lembaga tersebut. Rahim disebut dengan nama PBNU
Gus Yahya yakin organisasinya mendapat manfaat dari entitas bernama Rahim.
Rahim diketahui ikut serta dalam pertemuan lima orang Nahdliyin dengan Presiden Israel Isaac Herzog.
“Kami mendapat informasi ada lembaga atau organisasi bernama Abrahamic Heritage Research Center for Peace yang membuat website terus.or.id,” kata Gus Yahya di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (16/7/). 2024).
“Dalam situsnya diklaim LBM NU merupakan bagian dari jaringan organisasi tersebut bahkan mencantumkan logo LBM NU di situsnya,” kata Gus Yahya.
Gus Yahya mengatakan, PBNU sudah memberikan klarifikasi kepada LBM NU.
Tadi saya juga tanya ke Tanfidiah Presiden DKI Syamsul Ma’rif, maksudnya apa?
Gus Yahya pun meminta maaf karena menyebarkan pemberitaan tentang pertemuan 5 perwakilan PBB dengan Presiden Israel Isaac Herzog.
“Saya harus meminta maaf kepada masyarakat luas karena ada beberapa orang dari kalangan NU yang suatu saat berangkat ke Israel untuk berdakwah di sana,” kata Gus Yahya.
Gus Yahya memahami kejadian tersebut berimplikasi pada situasi saat ini dimana Israel masih melakukan tindakan genosida terhadap warga Palestina.
Gus Yahya pun mengaku sudah mendapat konfirmasi mengenai kelima tokoh Nahdlijin tersebut dan keterkaitannya dengan lembaga bawahan NU.
“Lembaga-lembaga ini, yang stafnya berangkat ke Israel, sama sekali tidak berguna, tidak ada mandat kelembagaan, tidak ada diskusi kelembagaan,” ujarnya.
“Jadi yang dilakukan anak-anak yang ke Israel itu adalah tanggung jawabnya pribadi dan bukan urusan institusi,” tegas Gus Yahya.
Gus Yahya mengatakan, kebijakan PBNU tentang hubungan kerja sama dengan lembaga nasional dan internasional sebaiknya melalui PBNU.
“Sudah menjadi keputusan lama bahwa seluruh komitmen internasional harus melalui PBNU. Komitmen apa pun yang tidak melalui prosedur ini bukanlah komitmen kelembagaan dan organisasi tidak akan bertanggung jawab atas komitmen tersebut,” kata Gus Yahya. .