Laporan jurnalis Tribunnews.com Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 21-22 Mei 2024, Gubernur BI Perry Warjiyo memutuskan untuk mempertahankan repo rate reverse 7 day BI (BI7DRR) di angka 6,25. %. .
Angka tersebut bertahan setelah RDG BI periode 23-24 April 2024 menaikkan suku bunga acuan atau BI rate menjadi 6,25 persen.
PT Manulife Asset Management Indonesia (MAMI) juga memperkirakan tidak akan ada lagi kenaikan suku bunga dari BI di masa mendatang.
Manajer Portofolio Pendapatan Tetap MAMI Laras Febriany menjelaskan prospek politik BI akan bergantung pada kondisi pasar global yang dapat mempengaruhi stabilitas Rupiah.
“Jika data perekonomian dan inflasi AS mereda, situasi ini dapat mengurangi tekanan penguatan dolar AS sehingga BI tidak perlu menaikkan suku bunga,” kata Laras, dikutip dalam siaran pers tertulis, Minggu (26/5). /2018). 2024).
Laras melihat tidak ada faktor lain selain tekanan terhadap Rupiah yang dapat mendorong BI kembali menaikkan suku bunga.
“Apalagi karena inflasi dalam negeri masih terjaga.
Menurutnya, pasar saat ini masih meyakini adanya potensi penurunan tingkat diskonto dana federal sebanyak satu atau dua kali lipat.
“Jadi kami memperkirakan BI rate di akhir tahun akan berada pada kisaran 5,75 persen hingga 6,25 persen,” jelas Laras.
Terkait kenaikan suku bunga pada 23 dan 24 April 2024, ia menilai pasar juga sudah mulai mengapresiasi keputusan BI.
Hal ini terlihat dari nilai tukar Rupiah yang membaik dan stabil di kisaran Rp16.000 dan imbal hasil SBN tenor 10 tahun berhasil turun dari level tertinggi 7,25 persen hingga kini di bawah 7 persen.
“Investor asing mulai kembali ke pasar obligasi pada bulan Mei,” tutup Laras.