Laporan Koresponden Tribunnews.com Eko Sutrijanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perempuan usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) sebaiknya menghindari pinjaman online (piñol), pinjaman, dan bank emoc.
Ketua Umum Persatuan Wanita Interprofesional (PPLIPI), H.J.
“Katakan tidak pada Pinol. Piñol dan Bank Emok juga jangan khawatir,” kata Inda pada Konferensi Pers UKM PPLIPI Peduli di Gedung SMESCO Indonesia, Jakarta baru-baru ini.
Saat terjerat kasus rentenir, Bunda Indah menyebut hal itu akan merugikan pengusaha serta keluarga dan teman-temannya.
Hal ini pula yang menjadi dasar komitmen PPLIPI dalam mendukung ratusan pelaku perempuan dari UMKM dan tahun ini mereka memberikan dukungan kepada 400 UMKM dengan besaran Rp 500 ribu per UMKM.
“Yang kami bantu antara lain pedagang nasi uduk, warung makan kecil-kecilan, jadi masyarakat biasa. Modal ritelnya Rp 300 ribu, jadi jelek sekali,” kata Indah.
Indah juga menegaskan, dukungan permodalan tidak boleh digunakan untuk tujuan konsumsi.
“Sebagai langkah memajukan UMKM, PPLIPI juga memberikan berbagai pelatihan mengenai pengemasan dan pemasaran digital serta permodalan,” ujarnya.
Berbagai langkah yang dilakukan PPLIPI mendapat apresiasi dari pemerintah, salah satunya Menteri Koperasi dan UKM Indonesia, Tenten Masduki.
Teten mengapresiasi program-program PPLIPI dalam upaya pemberdayaan perempuan, khususnya pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi.
“Program unggulan PPLIPI berupa pemberian permodalan sebagai insentif kepada UMKM yang dilakukan sejak PPLIPI berdiri yaitu pada 17 April 2016 telah menjangkau 7.000 UMKM se-Jabodetabek, atau 10.000 UMKM seluruh Indonesia,” ujar Indah. .
Program PPLIPI dinilai sangat tepat karena perempuan mempunyai potensi besar untuk mengembangkan perekonomian negara.
“Dari 65,4 juta unit UMKM, 64,5 persen pelakunya adalah perempuan,” kata Inda.