Reporter Tribunnews.com Igman Ibrahim melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri masih hilang setelah diduga memeras mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Lokasi eks Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini masih belum jelas, dan tujuan Komisi III DPR RI adalah mengawasi lembaga penegak hukum dan lain-lain.
Soal keberadaan Firli Bahuri diungkapkan Anggota Komisi III DPR RI dari Partai Demokrat Benny K Harman dalam rapat kerja dengan pimpinan KPK saat ini, di gedung DPR RI, Jakarta, Senin. (17/1/2024).
“Tolong jelaskan apa kesalahan (mantan) Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi. Jelaskan. Jelaskan ke publik, jangan ke kami, biar masyarakat tahu, jangan diam, yang terjadi itu salah, masyarakat tidak tahu apa yang terjadi di KPK.
“Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi sudah tiada, beliau sudah tiada,” kata Benny kepada pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Benny juga menilai KPK lemah. Pasalnya, Pimpinan KPK yakni Firli Bahuri jelas-jelas melanggar kode etik, namun ia mengundurkan diri dari KPK dengan mudahnya.
“Bagaimana BPK bisa dilanggar?” dia berkata.
Benny pun mempertanyakan alasan Dewan Pengawas KPK atau Dewas membiarkan pimpinan KPK mengundurkan diri tanpa menempuh jalur hukum.
“Terus saya tanya ke orang dewasa, kenapa tidak ditangani secara hukum?” Dia melakukan pelanggaran etik dan korupsi, kenapa tidak diadili,” jelasnya.
Menanggapi hilangnya Firli Bahuri, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan pihaknya belum mengetahui keberadaan mantan Ketua KPK tersebut.
Dia mengatakan, kasus ini diselidiki Polri, dalam hal ini Metro Jaya oleh Polda yang dipimpin Irjen Pol Paul Karyoto, sehingga lembaga ini bisa dimintai keterangan.
“Jangan tanya ke KPK, tapi tanyakan pertanyaan itu kepada petugas yang membidanginya, bukan kepada kami KPK,” ujarnya.
Alex juga mengatakan, awak media seharusnya tidak menanyakan pertanyaan kepada KPK. Ia secara khusus meminta awak media menanyakan kelanjutan kasus tersebut.
Seharusnya yang jadi pertanyaan bukan itu, tapi bagaimana langkah ketua lama selanjutnya,” tutupnya.