TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Seorang perempuan adu mulut dengan petugas polisi yang sedang menggeledah narkoba di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (13 Juli 2024).
Peristiwa itu terjadi saat polisi mendatangi tempat parkir sepeda motor yang biasa digunakan ibu tersebut untuk mencuci dan menggantung pakaian.
Saat polisi datang, sang ibu langsung mengunci tempat parkir.
Perilakunya pun menimbulkan kecurigaan polisi.
Polisi kemudian meminta ibu tersebut keluar rumah.
Perkelahian pun terjadi antara polisi dan wanita tersebut.
Saat memasuki lokasi, polisi menemukan sejumlah ganja sintetis yang dibungkus klip plastik di dalam mesin cuci.
Polisi kemudian meminta ibu tersebut membangunkan anaknya.
Meski bertengkar, sang ibu akhirnya memimpin polisi untuk membangunkan putranya.
“Pak, jangan salahkan saya,” kata ibu saya.
“Iya, faktanya ibu ada di dalam dan mesin cuci ibu menyala,” jawab polisi itu.
“Aku membukanya, aku mencucinya,” kata sang ibu.
“Mesin cuci Tina masih menyala dan kami menemukannya di dalam mesin cuci,” kata polisi.
Polisi memeriksa dan menggeledah rumah ibu tersebut dan tiba-tiba menangkap empat orang dari rumah tersebut.
Dua dari empat orang tersebut merupakan anak dari pihak ibu.
Polisi meminta sang ibu datang ke Polres Jakarta Utara.
“Kami bawa ke kantor polisi karena dia curiga. Tina akan datang sore ini. Kalau kurang sehat, kami akan memulangkannya,” ujarnya.
Dalam penggerebekan di Kampung Bahari, polisi menangkap 31 orang, termasuk 26 laki-laki dan lima perempuan.
Selain itu, polisi juga berhasil menyita sejumlah besar barang bukti narkoba.
Narkoba yang disita antara lain satu bungkus besar sabu seberat 103 gram, 26 bungkus kecil sabu, 12 butir obat resep, dua buah televisi, empat buah perhiasan, dan satu unit laptop.
Tak hanya itu, polisi juga menemukan drone milik terduga pengedar narkoba dalam penggerebekan tersebut.
Selain itu, polisi juga menemukan 1 buah koin yang digunakan untuk menghitung uang, 11 buah alat pengasapan atau bong, sebuah senapan angin, 4 buah senapan angin berisi gas karbon dioksida, sebuah drone, 25 senjata mematikan, 1 kotak kayu bakar, dan 3 unit ekstraksi.
Tak hanya itu, secara mengejutkan polisi menemukan ruang kendali CCTV yang disebut-sebut digunakan para pengedar narkoba untuk memantau aktivitas polisi.
Kapolres Jakarta Utara Gidion Arif Setyawan mengatakan, para penyerang kini menjalankan bisnis narkoba di Kampung Bahari.
Oleh karena itu, menurutnya, proses peredaran atau penyalahgunaan zat ilegal di Kampung Bahari sudah berlangsung lama.
“Sepertinya tempat ini menjadi simbol penjualan dan penggunaan narkoba,” ujarnya.
Gideon juga mengatakan jika ada penundaan dalam penangkapan petugas polisi, teroris akan melancarkan serangan lagi dan tindakan polisi diawasi.
Gideon melanjutkan, pelaku kejahatan kerap menyerang petugas polisi dengan berbagai macam senjata, bahkan tak jarang menggunakan senapan angin.
“Kalau menyerang bisa menggunakan bahan peledak atau senjata tajam atau bahkan senapan angin, padahal senapan angin adalah peluru yang bisa melukai dan membunuh orang,” jelasnya.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul “Ini Momen Perang Ibu-Ibu dan Polisi Saat Penyerangan Kampung Bahari”, https://wartakota.tribunnews.com/2024/07/13/begini-momen-adu – Serangan Desa Hai Pertempuran antara Gutu Ayib dan polisi selama periode ini