Laporan dari reporter Tribunnews.com Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anak sekolah dasar di Indonesia merupakan kelompok umur yang paling berisiko mengalami kecelakaan dan cedera.
Aktivitas fisik yang tinggi dan minat yang tinggi terhadap anak seringkali menjadi faktor penyebab utama.
Data Riskesnas 2021 menunjukkan 3,1 persen anak usia 5-14 tahun mengalami cedera, dengan angka tertinggi terjadi pada anak laki-laki.
Dokter dan Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Indonesia atau Pengurus Besar PB IDI, Dr. Ulul Albab, Sp.OG menekankan pentingnya pelatihan dalam penyembuhan luka.
Oleh karena itu, penting bagi guru dan orang tua untuk memberikan edukasi mengenai perawatan luka.
Anda bisa mulai mengobati luka, seperti torehan atau sayatan hingga luka bakar ringan.
“Perawatan luka itu sederhana sekali dan bisa dilakukan dengan 3 langkah yaitu membersihkan, melindungi, dan menyembuhkan,” ujarnya di Jakarta, Kamis (11/7/2024).
Jika memang terjadi luka, ujarnya, ingatlah untuk membersihkan luka tersebut dengan larutan antiseptik untuk mencegah infeksi.
Kemudian lindungi lukanya dengan plester, jika ingin penyembuhan lebih cepat bisa menggunakan salep luka.
“Jika guru, orang tua, dan anak juga bisa mengandalkan platform digital untuk edukasi masyarakat, maka akan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya pertolongan pertama dan perawatan luka yang baik,” ujarnya.
Ada tiga langkah perawatan luka: 1. Bersihkan luka
Pembersihan luka merupakan langkah penting dalam proses penyembuhan luka yang optimal.
Bersihkan luka dengan larutan antiseptik untuk menghilangkan kotoran dan bakteri serta mencegah infeksi luka. 2. Perawatan luka
Perlindungan luka adalah perlindungan luka dari kotoran dan bakteri, serta pencegahan infeksi dengan plester luka sesuai kebutuhan dan ukuran luka.
Carilah plester yang dilengkapi dengan plester luka anti lengket, menjaga luka tetap utuh, sehingga pemasangan gips mudah dan tidak menimbulkan rasa sakit. 3. Penyembuhan luka
Oleskan salep luka secara rutin hingga luka benar-benar sembuh.
Salep luka membantu menenangkan kulit yang terinfeksi dan teriritasi, melindungi dan menenangkan kulit yang sangat kering dan pecah-pecah.
PB IDI juga mendukung Program Perawatan Luka Anak Bertanggung Jawab untuk mengedukasi masyarakat khususnya anak tentang pentingnya pendidikan luka sejak dini.
Josephine Carolina, Senior Manager merek layanan kesehatan PT Beiersdorf Indonesia, mengatakan perusahaan bertujuan untuk memberikan pertolongan pertama dan pendidikan perawatan luka kepada 200.000 anak di seluruh dunia pada akhir tahun 2025.
“Di Indonesia, misi ini diwujudkan melalui Anak Siaga Hansaplast (ASH) yang telah beroperasi sejak tahun 2015. ASH merupakan pertolongan pertama luka (wound first aid) untuk anak usia sekolah di Indonesia.” – dikatakan
Hingga saat ini, program ASH telah berhasil melatih 2.185 guru, 81.470 orang tua dan 101.028 siswa sekolah dasar.
Namun edukasi yang aktif dan berkesinambungan mengenai pentingnya pertolongan pertama tetap diperlukan karena hanya 3 dari 10 orang yang bersedia memberikan pertolongan pertama.
Penting bagi setiap orang untuk memahami pertolongan pertama sehingga mereka dapat membantu diri mereka sendiri dan orang lain.
Hari Pertolongan Pertama Sedunia, yang diperingati pada bulan September, merupakan insentif bagi masyarakat Indonesia untuk memahami pentingnya pertolongan pertama dalam keadaan darurat.
Pertolongan pertama yang diberikan IDI bertujuan untuk menjangkau 50.000 anak Indonesia.
Pendidikan dilaksanakan di 5 provinsi antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur.
Selain IDI, Kementerian Pendidikan juga akan memberikan pendidikan ke sekolah-sekolah terpilih.