Serangan Siber ke Layanan Imigrasi Jadi Peringatan Serius Pentingnya Infrastruktur Data Cadangan

Laporan reporter Tribunnews.com Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pelayanan imigrasi di bandara-bandara seluruh Indonesia lumpuh total selama beberapa hari.

Diantaranya adalah sistem autogate, pengajuan visa dan residensi, sistem Cekal Online dan layanan M-Passport.

Gangguan pelayanan imigrasi ini terjadi langsung pada Kamis (20/06/2024) hingga Senin (24/06/2024).

Selama kurang lebih 5 hari, pemeriksaan imigrasi harus dilakukan secara manual, misalnya di bandara Soekarno – Hatta Cengkareng.

Direktur IT Consulting Grant Thornton Indonesia, Goutama Bachtiar, mengatakan serangan siber yang melumpuhkan layanan imigrasi merupakan pengingat bahwa infrastruktur cadangan, termasuk cadangan data, sangatlah penting.

“Dari segi praktis, penyimpanan data secara berkala dan berkesinambungan tidak hanya harus dilakukan, tetapi juga harus dipantau, dikendalikan, dan menjamin keberhasilan pelaksanaannya,” kata Goutama dalam keterangannya, Rabu (10 Juli 2024).

“Selain ketersediaan data, integritas data harus menjadi fokus utama di masa depan karena semakin banyaknya serangan/ancaman yang menggunakan teknik ransomware. “Kita harus memastikan bahwa sistem dan data kita tidak hanya mampu pulih dari peristiwa, tetapi juga lebih kuat dan tangguh di masa depan,” lanjutnya.

Goutama menambahkan, investasi pada teknologi keamanan siber harus menjadi prioritas.

Selain itu, Indonesia perlu membangun budaya keamanan siber yang mencakup seluruh tingkatan organisasi, mulai dari karyawan hingga manajemen.

Kesadaran dan pendidikan tentang ancaman dunia maya sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman.

Selain itu, serangan siber ini juga menyoroti pentingnya penilaian kerentanan secara berkala dan memperbarui infrastruktur teknologi informasi (TI) untuk mengidentifikasi dan menghilangkan kerentanan keamanan sebelum dieksploitasi oleh individu yang tidak bermoral.

“Terus-menerus menguji dan memperbarui sistem keamanan, serta proses dan sumber daya manusia sangat penting untuk menjaga ketahanan terhadap ancaman yang terus berkembang,” kata Goutama.

Oleh karena itu, kolaborasi dengan pemerintah dan organisasi swasta untuk memberikan solusi keamanan siber yang terintegrasi dan komprehensif sangat diperlukan.

Pemerintah melalui Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkap sumber serangannya adalah ransomware enkripsi otak.

Ini adalah varian terbaru dari ransomware LockBit 3.0, yang tergolong ransomware canggih dengan kemampuan mengunci sistem dan mengenkripsi data, untuk digunakan oleh penjahat dunia maya untuk menipu korbannya.

Dalam kasus ini, peretas meminta sejumlah besar uang untuk memulihkan akses ke sistem yang terpengaruh.

Dampak krisis terhadap layanan seperti imigrasi sangatlah besar, karena layanan ini mendukung operasional pemerintah dan mobilitas warga negara.

Data Center yang diserang merupakan Data Center Nasional Sementara yang digunakan saat menunggu Data Center Nasional yang masih dalam tahap pembangunan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *