Sosok Indra Pratama, Akui Pemilik Rumah Mewah Tempat Brigadir RAT Tewas, Pengusaha Tambang

TRIBUNNEWS.COM – Di bawah ini foto Indra Pratama, pengusaha muda yang mengaku sebagai pemilik rumah besar tempat Brigadir Ridhal Ali Tomi (RAT) meninggal.

Brigadir RAT, anggota Satuan Lalu Lintas Polres Manado, ditemukan tewas pada Kamis (25/4/2024).

Brigadir RAT ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala.

Jenazahnya berada di kursi pengemudi mobil Toyota Alphard B 1544 QH yang diparkir di sebuah rumah mewah di kawasan Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Polisi juga menemukan senjata jenis HS 9 mm yang diduga milik Brigadir RAT di dalam mobil.

Pasca ditemukannya jenazah brigadir RAT, persoalan kepemilikan rumah tempat korban meninggal menjadi sorotan.

Rumah tersebut dikabarkan milik mendiang Fahmi Idris, politikus Partai Golkar dan mantan Menteri Perindustrian Kabinet Indonesia Bersatu.

Namun Indra menolak dan malah mengklaim bahwa rumah tersebut adalah miliknya.

Indra pun menolak menyewakan rumah tersebut.

Dia mengklaim bahwa rumah itu adalah rumah pribadinya.

“Rumahku, rumahku. Bukan disewakan,” kata Indra kepada wartawan di luar rumahnya, Sabtu (27/4/2024).

Brigadir membenarkan bahwa RAT memang berkunjung dan berada di rumahnya seminggu sebelum kematiannya.

Namun Brigadir RAT mengatakan kunjungan tersebut hanya untuk menjalin silaturahmi. Gambar Indra Pratama

Karakter Indra juga menjadi fokus.

Daniya, Ketua RT setempat, pernah mendapat informasi bahwa Indra adalah seorang pengusaha tambang batu bara.

 “Yang saya dengar hanyalah asistennya di hadapan saya, penjaganya kasar sekali,” kata pedagang batu bara itu.

“Saya dan warga desa dekat, tapi kami tidak terlalu banyak bertanya, kami tidak ingin tahu pekerjaan mereka,” kata Daniya saat ditemui, Sabtu (27/4/2024), dilansir Wartakotalive.com. .

Soal hubungan Pida, Indra mengaku hanya sebatas sahabat.

Namun, dia mengaku tidak terlalu sering bertemu dengan korbannya.

“Sepupu juga bisa disebut teman, mereka suka pulang ke rumah, ya, kami tidak akan pernah menolak mereka yang ingin datang,” ujarnya.

“Iya kalau boleh dibilang aneh. Kita cuma mengira bakal kumpul-kumpul kalau lebaran sudah selesai, itu saja,” ucapnya.

Sebagian artikel muncul di Wartakotalive.com, tempat Brigadir Ridhal meninggal dunia, di rumah Indra Pratama, seorang pengusaha pertambangan.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Abdi Ryanda Shakti) (Wartakotalive.com/Miftahul Munir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *