TRIBUNNEWS.COM – Postingan desainer digital yang mengaku jurnalis asal Gaza, Palestina bertajuk Threads @marahwadiya menuai kontroversi.
Sebab, postingan tersebut berupa foto menu sarapan khas Palestina yang lengkap dan bervariasi dengan latar belakang reruntuhan bangunan yang rusak akibat perang.
Menunya antara lain kentang goreng, roti, hummus, galayet bandora, musakhan, timun segar.
Di dalam kuali juga ada masakan seperti sumaqiyah, sejenis sup daging yang dicampur kacang dan paprika. Termasuk sepiring telur setengah matang.
Menu sarapan tersaji rapi dengan perlengkapan yang tepat.
“Harapan sarapan pagi di Gaza…,” demikian bunyi pernyataan yang menyertai Marah Elwadiya di akun green note miliknya.
Sontak postingannya pun langsung dibanjiri komentar netizen.
Banyak yang skeptis. Banyak juga yang mengungkapkan rasa syukurnya karena sebagian warga Gaza akhirnya bisa menikmati makanan yang layak.
Ada juga yang mengklaim bahwa foto yang diposting adalah hasil editan atau editan.
Para pengkritiknya bingung karena menurut pemberitaan media, masyarakat Gaza kesulitan mendapatkan pangan. Beberapa dari mereka bahkan kelaparan.
Bantuan pangan juga terbatas sehingga perebutan pangan di antara mereka tidak bisa dihindari.
Bahkan ada laporan warga Gaza memakan pakan ternak karena tidak ada lagi yang tersisa.
Pertanyaan komunikator kritis adalah bagaimana mungkin dalam situasi perang pemilik akun Threads @marahwadiya mendapatkan menu sarapan yang lengkap dan bervariasi serta disajikan dengan peralatan yang tepat.
Faktanya, makanan mereka lebih baik dibandingkan makanan orang Barat lainnya yang tinggal jauh dari konflik bersenjata.
Gara-gara sarapan Marah Wadiya, sejumlah pihak bahkan menduga isu kelaparan di Gaza itu palsu.
Namun, sejumlah warganet membantah kebohongan mengenai krisis kelaparan di Gaza.
Ada yang bilang pemilik akun Threads @marahwadiya mengunggah sarapan pagi setelah bantuan pangan tiba. Gaza. Pengungsi Palestina berkumpul untuk makan di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 28 Februari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Hamas. (Foto oleh AFP) (AFP/-)
Salah satunya adalah bantuan yang merupakan bagian dari Program Pangan Dunia (WFP) yang dimulai oleh FAO.
“Ini setelah bantuan datang dan ini sarapan pertama sebuah keluarga di Gaza dalam 6 bulan perang,” tulis salah satu warganet.
Ada pula yang meminta pemilik akun Treads @marahwadiya menghapus foto postingan tersebut karena dapat menimbulkan kesan negatif.
“Bisakah anda mempertanggungjawabkan dan menghapus foto photoshop ini dengan jelas. Bakinya jelas-jelas digantung di udara. Karena difoto di tempat kehancuran ini. Masyarakat kelaparan dan postingan ini jelas-jelas diedit sehingga membuat mereka mengatakan bahwa laporan gizi buruk/ kelaparan/kelaparan sudah tidak proporsional,” kata warganet lainnya.
Ada pula yang menduga postingan tersebut merupakan propaganda Israel.
“Propaganda Israel. Ini jelas-jelas hasil photoshop. Saya berdoa agar hal itu tidak terjadi dan masyarakat dapat menemukan makanan yang berbeda, tapi kita semua tahu kebenarannya,” tulis netizen lainnya.