Jelang Final Liga Champions, Jadon Sancho Belum Bisa Move On dari Kenangan Buruk di Wembley

TRIBUNNEWS.COM – Striker Borussia Dortmund Jadon Sancho mengaku belum bisa meninggalkan kenangan buruk di Stadion Wembley.

Kenangan buruk itu terjadi saat tim Inggris menghadapi Italia, di Stadion Wembley, pada laga utama Euro 2020.

Pada kesempatan itu, bertarung di hadapan pendukungnya sendiri, tim berjuluk The Three Lions itu akhirnya menelan kekalahan.

Inggris kalah 3-2 dari Italia melalui adu penalti setelah bermain imbang 1-1 di regulasi dan perpanjangan waktu. Striker Dortmund asal Norwegia Erling Braut Haaland (tengah) merayakan gol 4-0 bersama gelandang Inggris Dortmund Jude Bellingham (kiri) dan gelandang Inggris Dortmund Jadon Sancho selama pertandingan sepak bola divisi satu Bundesliga Jerman FC Schalke 04 melawan Borussia Dortmund di Gelsenkirchen, Jerman barat, pada 20 Februari 2021. (INA FASSBENDER/AFP/POOL)

Saat itu, Sancho menjadi salah satu pemain yang gagal mencetak gol dari titik penalti bersama Marcus Rashford dan Bukayo Saka.

Namun, Jadon Sancho menjadi bulan-bulanan suporter Inggris akibat kegagalan tim Tiga Singa meraih trofi Euro 2020.

Dalam kesempatan tersebut, pemain berusia 24 tahun itu kembali ke Stadion Wembley untuk bermain di laga divisi satu Liga Champions.

Borussia Dortmund, tim asuhan Jadon Sancho, akan menghadapi Real Madrid di final Liga Champions.

Laga penentuan akan dihelat di Stadion Wembley pada Minggu (02/06/2024) pukul 02:00 WIB.

Namun jelang laga ini, Sancho masih belum bisa melupakan kekalahan menyakitkan saat bermain untuk tim Inggris. Ditambah lagi dengan reaksi fans yang menyalahkan dirinya atas kekalahan tersebut.

“Itu sulit, reaksinya tidak bagus. Berada di London, dalam sejuta tahun saya tidak pernah berpikir kami akan menerima ini,” kata Jadon Sancho, dikutip Mirror.

“Ini adalah kenangan yang saya coba blokir, tetapi saya harus bersikap positif,” tambahnya.

Setelah mendapat ujaran kebencian dari penggemar, yang bisa dilakukan Sancho hanyalah memikirkannya selama liburan musim panas.

“Itulah sepak bola untuk Anda. Orang-orang waktu itu mengatakan banyak hal. Saya yakin mereka tidak bersungguh-sungguh,” kata pemain yang menyumbang tiga gol untuk Dortmund itu.

“Tetapi mereka perlu menyadari bahwa ketika mereka mengatakan hal-hal ini, hal itu benar-benar berdampak pada kita.”

“Jadi itu adalah liburan musim panas dan itu adalah liburan yang sangat sulit, dan saya berpikir, mengapa saya harus melakukannya?”

“Sepertinya kita telah mengecewakan negara kita.”

“Saya tahu kami tidak melakukannya, tapi itulah yang kami rasakan saat itu.”

“Tentu saja saya melihat cinta itu dan kami sangat menghargainya,” kata Sancho mewakili Rashford dan Saka.

“Tapi terkadang hal itu terlintas di kepalaku.”

“Saya rasa saya belum pulih sepenuhnya, tapi saya berusaha melakukan yang terbaik,” tambahnya.

Jadon Sancho menjadi penendang keempat dan tembakannya berhasil diselamatkan oleh Donnarumma.

Hal tersebut membuat Jadon Sancho tetap semangat menjalani latihan adu penalti untuk menghilangkan kenangan buruk di final Euro 2020.

“Setelah itu, satu-satunya penalti yang saya cetak adalah saat melawan Brighton, di Wembley, untuk United, dan saya berhasil mencetak gol.”

“Ini adalah salah satu momen di mana Anda percaya pada diri sendiri.”

“Saya sudah lama mengambil penalti dan berlatih dan berlatih hanya untuk lebih percaya diri,” tutupnya.

Di final Liga Champions melawan Real Madrid, ini menjadi kesempatan bagi Sancho untuk benar-benar lepas dari kenangan buruk tersebut dengan meraih trofi Kejuaraan Eropa.

(Tribunnews.com/Pradipta Aji Surya Pratama)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *