BPK Temukan Rp 5 M Perjalanan Dinas Fiktif di Bapanas, Arief Prasetyo Klaim Kuitansi Sulit Didapat

Laporan dari reporter Tribune.com Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, INDRAMAYU – Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkap kejanggalan perjalanan dinas pegawai negeri sipil (PNS) yang total biayanya mencapai Rp 39,26 miliar.

Nilai tersebut berjumlah 46 Kementerian/Lembaga (K/L).

BPK menyebutkan di 14 K/L perjalanan dinas pegawai pemerintah senilai 14,76 miliar tidak memberikan bukti pertanggungjawaban atas perjalanan dinasnya.

Salah satunya adalah Badan Pangan Nasional (BAPANAS) senilai $5 miliar.

Menanggapi temuan Kepala Badan Pangan Nasional (BAPANAS), Arif Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya meminta Rp.

Dijelaskan Arif, setiap perjalanan dinas pasti ada kwitansinya. Dalam hal ini, kata dia, ada beberapa perjalanan dinas yang sangat sulit diperoleh kuitansinya.

Mantan Direktur Eksekutif ID Food ini menegaskan, kunjungan resmi tersebut bukan kunjungan resmi secara virtual.

“Banyak perjalanan dinas yang kuitansinya sulit sekali dicari, tapi bukan perjalanan dinas virtual,” ujarnya saat ditemui di Desa Kalensari, Vidasari, Provinsi Indramayu, Jawa Barat, Selasa (11/6/2024).

Arif mengatakan, Bapanas bukan satu-satunya yang tidak memiliki bukti tanggung jawab tersebut.

Arif “Hampir semua kementerian dan lembaga mempunyai persoalan yang sama (yakni) persoalan resi perjalanan dinas. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arif Prasetyo Adi saat ditemui di Pasar Utama Beras Sipinang, Jakarta Timur, Senin (12/2/ 2024).

Dia menegaskan kembali bahwa ini bukanlah perjalanan fiksi resmi dan semua perjalanannya didokumentasikan dengan baik.

“Ini bukan perjalanan dinas yang khayalan. Misalnya perjalanan Pak Arif ke Indramayu yang tidak terbayangkan ya? Semua sudah terdokumentasi dengan baik. Tinggal kita persiapkan saja,” jelas Arif.

Kata dia, pihaknya menanyakan permasalahan yang perlu diselesaikan saat rapat dengan BPK.

“Hari ini ada rapat dengan BPK. Seharusnya kemarin tapi kemarin RDP (rapat dengar pendapat dengan DPR) jadi hari ini kami akan minta hal-hal yang perlu diselesaikan karena biasanya ada saran. Insya Allah akan kami lakukan. tunggu sampai mereka bersama,” kata Arif.

Sebagai informasi, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melaporkan adanya penyimpangan perjalanan yang diperkirakan mencapai $39,26 miliar pada tahun 2023 di 46 kementerian/lembaga.

Hal tersebut tertuang dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) tentang sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap Peraturan Pemerintah Pusat tahun 2023.

Dalam laporan BPK atas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP), terdapat penyimpangan sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap ketentuan Undang-Undang Pemerintah Pusat Tahun 2023.

Laporan yang dihimpun pada Senin (10/6/2024) menuliskan “selisih biaya perjalanan dinas di 46 kementerian dan lembaga mencapai Rp39.260.497.476,43.”

Merujuk laporan tersebut, sebanyak 14 Kementerian/Lembaga (KL) dikenai denda hingga Rp 14.759.974.928,00, Badan Pangan Nasional (Bapanas) terdiri dari 5.036.073.525,00 dan Badan Nasional Terorisme 211.813 hingga 287,00.

Selain itu, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mencapai Rp 7.402.500.000,00, jumlah tersebut merupakan biaya transportasi peserta kegiatan sosial yang belum dapat dipastikan kejadiannya.

Kemudian ditemukan dua perjalanan dinas palsu dari K/L yang berjumlah Rp 9.308.814,00, Kementerian Dalam Negeri Rp 2.482.000,00, perjalanan dinas tersebut tidak dilakukan dan BRIN 6.826.814,00 pembayarannya sebesar Rp 6.826.814,00. Akomodasi maya.

Kemudian biaya perjalanan dinas tidak memenuhi 38 k/l/lebih bayar, nilainya Rp 19.647.343.160,10 yang ditunjukkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) 10.577.986.566,00 sisanya untuk perjalanan dinas. Belum dibayar ke kas negara.

Sebesar Rp1.503.325.639,00 merupakan biaya perjalanan dinas satuan kerja Organisasi Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora (OR IPSH) yang bukan merupakan tanggung jawab BRIN dan tidak dapat dipercaya ekuitasnya.

Selain itu, 1.305.700.156,60 Kementerian Cumham mewakili perjalanan dinas yang melebihi bagian yang diotorisasi untuk posisi tersebut, serta bukti bahwa pelaksana lebih dari membenarkan pengeluaran tersebut.

Terakhir, Kementerian PUPR mengeluarkan dana sebesar 1.147.928.558,00 Birr 4.843.870.574,33 untuk masalah perjalanan 23 kilometer.

Kemudian PANRB Kementerian Rp 792.178.197,00 merupakan kegiatan perjalanan dinas tanpa bukti pendukung biaya yang sah dan pemborosan biaya perjalanan akibat kesalahan petugas dalam pemesanan tiket.

Selain itu, Kementerian Pertanian 571.738.179,00 yang merupakan realisasi penggunaan daftar pengeluaran tidak sesuai dengan alokasi biaya perjalanan dinas dalam negeri.

“Keluaran biaya perjalanan dinas sebesar 39.260.497.476,43 tersebut di atas disusul dengan pertanggungjawaban dan/atau penyetoran ke kas negara sebesar 12.793.531.414,33 rubel,” tulis laporan itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *