Koresponden Tribunnews.com, Isaiah Narsiamsi melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas bisa meningkatkan risiko migrain.
Hal ini diungkapkan pakar Neurologi Dr. Restu Susanti, Sp.N(K). M. Biomed.
“Risiko migrain meningkat pada orang yang kelebihan berat badan dibandingkan obesitas,” ujarnya, Kamis (13/6/2024).
Migrain sendiri merupakan suatu kondisi dimana kepala terasa seperti nyeri berdenyut dan biasanya terjadi pada salah satu sisi kepala.
Selain itu, Dr. Restau menjelaskan hubungan antara obesitas dan peningkatan risiko migrain.
Orang yang kelebihan berat badan mungkin memiliki tingkat adiponektin yang lebih rendah.
“Penurunan kadar adiponektin mengakibatkan penurunan sensitivitas insulin dan peningkatan respons terhadap peradangan,” kata Dr. kata Restu.
Selain itu, penderita obesitas memiliki risiko 5 kali lipat lebih tinggi terkena migrain kronis dibandingkan penderita dengan berat badan normal.
Selain itu, Dr. Restau menjelaskan apa yang terjadi jika migrain dibiarkan berkembang tanpa pengobatan.
Migrain dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan tekanan emosional.
Tidak bisa dianggap remeh, gangguan emosi dapat menimbulkan masalah sosial dan berdampak pada pengasuhan anak bagi penderitanya yang sudah menikah.
“Jika (migrain) berlanjut tentu berdampak pada penderita yang memiliki anak, mempengaruhi pola asuh dan prestasi akademik anaknya,” ujarnya.
Menurut Dr. Sekali lagi, gejala migrain dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat, antara lain rutin berolahraga, mengonsumsi makanan sehat, serta tidur yang cukup dan teratur.
Ia menjelaskan pentingnya menerapkan manajemen stres, membatasi konsumsi kafein, dan menghindari minuman beralkohol.
Kita disarankan untuk berhenti merokok dan rutin mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter untuk pengobatan migrain.