Gelombang Panas Diprediksi akan Semakin Parah, Pakar Ajak Masyarakat Lakukan Langkah Pencegahan

Demikian dilansir reporter Tribunnews.com Aysia Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Sejumlah negara Asia menghadapi gelombang panas akibat perubahan iklim.

Faktanya, setidaknya 61 orang akan meninggal akibat panas di Thailand pada tahun 2024. 

Panas sendiri merupakan kondisi dimana tubuh mengalami kepanasan. 

Menurut Dickie Budiman, pakar ekologi global dan keamanan kesehatan, situasi ini akan semakin buruk seiring dengan kenaikan suhu, sehingga sangat penting untuk mencegah perubahan iklim. 

Diperkirakan akan menjadi ancaman yang semakin serius. Semakin sering terjadi, semakin lama (durasinya), dan suhu semakin panas, ujarnya saat dihubungi Tribunnews, Senin (13/05/2024). 

Ternyata, menurut Dickey, tubuh manusia punya batas maksimal untuk menahan suhu tinggi. 

Untuk saat ini masyarakat hanya mampu bertahan pada suhu 46 derajat Celcius dengan kelembapan 50 persen.

Sekalipun Anda menggunakan AC, kipas angin, atau pelindung lainnya.

“Bahkan lebih banyak lagi yang akhirnya mati. Tentu saja tidak hanya berdampak pada manusia, tapi juga hewan,” imbuhnya. 

Selain itu, dampak tidak langsung juga akan timbul terkait dengan peningkatan suhu, seperti ketahanan pangan bagi tanaman dan hewan.

Menurutnya, perlu adanya tindakan segera terhadap ancaman tersebut. 

Mulailah dari hal kecil seperti mengurangi penggunaan plastik atau mengurangi aktivitas yang berkontribusi terhadap polusi plastik. 

Selain itu, masyarakat juga bisa mengurangi pekerjaan laundry. Misalnya, cuci pakaian hanya seminggu sekali. 

“Mencuci berdampak pada sampah dan juga melepaskan mikroplastik ke dalam pakaian,” tambahnya. 

Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi konsumsi energi. 

Ciptakan rumah dengan sirkulasi udara yang lebih baik dengan mengurangi penggunaan AC. 

Meningkatkan jumlah pohon di ruang publik dan melestarikan hutan. 

“Hal ini harus dilakukan dengan dukungan semua pihak. Kebijakan lingkungan hidup dan pembangunan ramah lingkungan,” tutupnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *