Dua Provokator dan Pelaku Pembakaran Panggung Konser Tangerang Lentera Festival Jadi Tersangka

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Polisi menetapkan SB dan ANH sebagai tersangka baru dalam kasus konser Festival Lentera Tangerang (TNG Lenfest) 2024 yang berakhir ricuh.

Kasat Reskrim Polresta Tangerang Kompol Arief N Yusuf mengatakan, SB dan ANH diduga menjadi pelaku dan pelaku aksi vandalisme dan pembakaran.

Mereka bahkan mencuri beberapa barang milik penjual di konser tersebut.

Arief dalam keterangannya, Sabtu, mengatakan, “Untuk kedua tersangka, singkatan SB adalah pelaku perampokan dan penjarahan. Banyak milik penjual,” kata Arief dalam keterangannya, Sabtu (7/7/2024).

SB dan ANH dijerat pasal 363 KUHP dan 170 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal enam tahun penjara.

Sebelumnya, konser Festival Lentera Tangerang (TNG Lanfest) 2024 di Stadion Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten berakhir ricuh hingga berujung kebakaran pada Minggu (23/6/2024).

Dalam kesempatan itu, polisi baru pertama kali menangkap dan menetapkan ketua panitia konser, MDP, sebagai tersangka.

MDP diduga melakukan penipuan dan penggelapan sehingga sejumlah bintang tamu membatalkan penampilan Trupi di konser tersebut.

Penonton membakar panggung, instrumen, dan sound system, karena marah karena tidak menampilkan program musik.

Padahal, masyarakat membayar 115 ribu rubel.

Kerusuhan bermula saat Festival Lentera menggelar konser yang seharusnya dimulai sekitar pukul 19.00 WIB, kata Ucu.

Pintu masuk tempat konser dibuka pada sore hari dan mengumpulkan ratusan orang yang membeli tiket.

Namun hingga pukul 19.15 WIB acara tersebut belum juga dimulai. Panggung tampak gelap dan sunyi, tidak ada presenter yang hadir.

Penonton yang marah mulai menyerukan agar panitia segera memulai kegiatan, disertai tepuk tangan hingga menimbulkan kerusuhan.

Selama 15 menit tak ada tanda-tanda panitia akan membuka konser, penonton pun khawatir dan mengutarakan kekecewaan hingga kekacauan pun tak terelakkan.

Peristiwa itu bermula dari adanya kegaduhan dari penonton karena khawatir acara tidak dimulai sehingga mereka berteriak ke panitia, kata Ucu dalam keterangannya yang dikonfirmasi wartawan, Minggu malam (23/6/2024).

Situasi kemudian semakin tidak terkendali mulai pukul 19.30 WIB karena penonton dibuat frustasi terhadap pihak penyelenggara konser.

Menurut Ucu, aksi penonton tersebut dilatarbelakangi rasa frustrasi karena masyarakat hadir dan membeli tiket sekitar Rp 115.000.

Ketergangguan masyarakat semakin memuncak ketika panitia penyelenggara kembali membuka kembali tiket konser baik secara live maupun offline di lokasi, padahal mereka mengetahui acara tersebut akan dibatalkan.

Kerusuhan terjadi sekitar pukul 19.00 WIB karena masih ada penonton yang berteriak apakah hadir di lokasi untuk membayar tiket baik secara online atau offline, ujarnya.

Oleh karena itu, panitia penyelenggara tidak membayar artis yang akan tampil, sehingga tanpa artis acara tidak bisa dimulai, ujarnya.

Pengarang: Annas Furqon Hakim

Artikel atau bagian ini memerlukan sumber atau referensi yang muncul di publikasi pihak ketiga yang dapat dipercaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *