TRIBUNNEWS COM, JAKARTA – Guna menciptakan ketahanan pangan nasional sebagai antisipasi dampak global perang melawan Timur Tengah serta Rusia dan Ukraina, Lembaga Pengelola Modal Kerja Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) industri gula nasional yaitu melakukan kajian bersama PT Kebon Agung, mendorong koperasi untuk memfasilitasi pemanfaatan modal kerja oleh kelompok pabrik gula (PG) PT Kebon Agung.
“Koperasi di sektor produktif mempunyai peranan yang sangat penting dalam menyelesaikan masalah ketahanan pangan. Melalui kerja sama dengan LPDB-KUMKM, kami berharap dapat memberikan dukungan finansial yang cukup kepada koperasi-koperasi tersebut untuk meningkatkan produksi dan produktivitasnya,” ujar CEO dari LPDB – KUMKM Supomo. saat melakukan kunjungan kerja ke PG Trangkil di Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada Rabu (24/4/2024).
Dalam kunjungan kerja tersebut, Supomo didampingi beberapa pejabat terkait, yakni Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Hj Kamari, CFO PT Kebon, Agung Krisman Lumban Tobing, Manajer Produksi Prasetyo Budi Santoso, Presiden Direktur dari PG. Trangkil Sukirno, pejabat khusus Menteri Agus Santoso dan Krisdianto, Direktur Komersial LPDB-KUMKM.
Supomo menambahkan, LPDB-KUMKM terus mendorong akses pembiayaan bagi koperasi di sektor produktif sebagai bagian dari upaya nyata mendukung program ketahanan pangan yang digagas pemerintah.
“Dengan pembiayaan yang murah dan stabil, kami berharap koperasi-koperasi ini dapat berkembang secara mandiri dan berkelanjutan,” lanjut Supomo.
Kunjungan ke Pabrik Gula Trangkil juga menyoroti upaya positif LPDB-KUMKM untuk memajukan dan mendorong koperasi-koperasi sektor produktif untuk mengembangkan usahanya, serta mendekatkan pembiayaan kepada koperasi yang berpotensi memperluas dampak positifnya. dalam bidang perekonomian khususnya bidang pangan.
“Sebagai contoh yang sudah dilaksanakan, LPDB-KUMKM sebelumnya telah memberikan pinjaman/bantuan keuangan kepada Koperasi Unit Desa (KUD) Karangploso, koperasi binaan PG Kebon Agung,” kata Supomo.
Menurut Supomo, dengan pengkajian yang dilakukan LPDB-KUMKM, pihaknya berharap koperasi yang terlibat di pabrik gula Trangkil bisa segera mengakses pendanaan LPDB-KUMKM.
Selain itu dari segi wilayah kerja, Pabrik Gula Trangkil meliputi berbagai wilayah Pantura mulai dari Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Kudus, Jepara, Pati, Blora, Rembang dengan jumlah petani sebanyak 2409 orang.
“Langkah ini sejalan dengan komitmen kami untuk terus mendukung pengembangan sektor produktif, termasuk sektor gula, untuk mencapai ketahanan pangan berkelanjutan,” tambah Supomo.
Berkat kerja sama yang sinergis antara Supomo, pemerintah, industri, dan koperasi, Indonesia berharap bisa mandiri atau berswasembada dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional, termasuk produk gula.
Harapannya, kita dapat berkontribusi dalam program ketahanan pangan untuk menjamin swasembada pangan dan menurunkan inflasi di bidang pangan, serta mengurangi impor pangan, meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan kesejahteraan, serta perusahaan koperasi tetap stabil. dengan sinergi yang baik dengan semua pihak,” pungkas Supomo.