Laporan reporter Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan serangkaian intervensi komprehensif untuk berhenti merokok.
Hal ini mencakup dukungan perilaku yang diberikan oleh profesional kesehatan, intervensi berhenti merokok secara digital, dan pengobatan farmakologis dalam pedoman berhenti merokok yang pertama.
Pedoman ini bertujuan untuk membantu lebih dari 750 juta pengguna tembakau yang ingin berhenti menggunakan semua jenis tembakau.
Rekomendasi ini relevan untuk semua orang dewasa yang ingin berhenti menggunakan berbagai produk tembakau.
Termasuk rokok, hookah, produk tembakau tanpa asap, cerutu, tembakau linting dan produk tembakau yang dipanaskan (HTP).
“Pedoman ini mewakili tonggak penting dalam perjuangan global kita melawan produk-produk berbahaya ini,” katanya
Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, dilansir dari situs resmi WHO, Jumat (5/7/2024).
“Pedoman ini memberikan negara-negara alat penting untuk secara efektif mendukung individu untuk berhenti merokok dan mengurangi beban global penyakit terkait tembakau.”
WHO merekomendasikan varenicline, terapi penggantian nikotin (NRT), bupropion dan cytisine sebagai pengobatan berhenti merokok yang efektif.
WHO merekomendasikan intervensi perilaku, termasuk konseling singkat untuk petugas kesehatan (30 detik hingga 3 menit), yang secara rutin ditawarkan di fasilitas layanan kesehatan.
Selain dukungan perilaku yang lebih intensif (konseling individu, kelompok atau telepon) bagi pengguna yang berminat.
Selain itu, intervensi digital seperti pesan teks, aplikasi ponsel cerdas, dan program Internet dapat digunakan sebagai alat bantu atau alat manajemen mandiri.
WHO mendorong penyedia layanan kesehatan, pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan untuk mengadopsi dan menerapkan pedoman ini.