Jurnalis Tribunenews.com Geeta Eravan melaporkan
TribuneNews.com, Jakarta – Pemerintah mulai mengerahkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) dan alat berat untuk mengatasi banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah Sumatera Barat.
Ketua BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, pemerintah berupaya melakukan tanggap darurat atas kejadian ini seoptimal dan secepat mungkin.
Dia mengatakan pemerintah terus berupaya mengubah keadaan darurat tragis ini menjadi rehabilitasi sesegera mungkin.
Untuk itu, BNPB akan melaksanakan kegiatan Climate Modification Technology (TMC) yang bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Meteorologi, dan Geofisika (BMKG).
Operasi tersebut dilakukan untuk mendukung evakuasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada agar tanggap darurat tidak terhambat akibat cuaca buruk yang masih mungkin terjadi di wilayah Sumbar seperti prediksi BMKG.
Ia menambahkan: “Kami tidak ingin fase tanggap darurat ini terganggu lagi oleh hujan dan cuaca buruk, sehingga menyebabkan lebih banyak bencana.”
Lanjutnya, “Jadi hari ini kita pindahkan pesawat untuk menerapkan teknologi modifikasi iklim dan besok kita lanjutkan lagi di wilayah Sumbar. Kita berharap minggu depan tidak ada hujan.”
Presiden BMKG Dvikorita Karnavathi mengatakan pihaknya tengah mempersiapkan dan menghitung jumlah sorti yang akan dilakukan mengingat ketidakpastian cuaca yang terjadi.
Persiapan direncanakan untuk aksi tujuh hari ke depan.
Diperkirakan 4 hingga 11 penerbangan akan dilakukan tergantung pertumbuhan awan.
Sedangkan pesawat sedang dipersiapkan hingga 22 Mei 2024. Alat berat dikerahkan
Untuk itu, ia meninjau empat lokasi pada Selasa (14/5/2024), termasuk memastikan alat berat telah digunakan untuk membersihkan material banjir di kawasan pemukiman.
Pengumuman itu disampaikannya pada Selasa (14/5/2024) saat meninjau lokasi terdampak di Bukikpatapuh, Negeri Agam. Ketua BNPB Letjen TNI Suharyanto (baju dan jaket coklat) beserta rombongan meninjau kondisi infrastruktur yang rusak akibat banjir dan longsor di Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Selasa (14/5/2024). (Humas BNBP)
“Hari ini kami melakukan pengecekan di empat lokasi dan besok rencananya kami akan menuju lokasi pengungsian, jadi kami masih dalam tahap tanggap darurat, jadi kami ingin memastikan situasi di lokasi terdampak kembali normal, jadi kami ingin memastikan. itu. Kami akan ke lokasi pengungsian,” kata Suharyanto dalam siaran pers BNPB, Rabu (15/5/2024).
Selain mengerahkan alat berat untuk membantu mengembalikan situasi normal, ia juga mendorong pendataan rumah yang rusak berat, sedang, dan ringan.
Selain itu, ia juga mendorong pengumpulan informasi mengenai fasilitas sosial dan umum yang terdampak agar dapat segera ditindaklanjuti secara bertahap.
BNPB bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempercepat perbaikan jalan nasional dan jembatan bobrok.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan penyampaian dukungan logistik ke enam wilayah terdampak.
Data BNPB mencatat, akses jalan menuju simpang di Kota Padang Panchang dan 19 unit jembatan terdampak, akses terputus dan jembatan terdampak.
Selain itu, BNPB juga mengirimkan bantuan logistik kepada masyarakat melalui jalur udara menggunakan helikopter, khususnya di wilayah Kabupaten Tanah Datar. Banjir dan longsor berdampak pada infrastruktur di Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada Selasa (14/5/2024). (Humas BNBP)
“Jadi hari ini, karena sulitnya transportasi, dengan enam wilayah dan kota yang terkena dampak, kita perlu memberikan waktu yang tepat (untuk mendistribusikan bantuan).”
Lanjutnya, “Tadi kita lihat kondisi terparah terjadi di Lembah Anai dan beberapa wilayah masih terisolir. Kita berharap dalam waktu dekat lalu lintas bisa lancar dengan dikerahkannya alat berat dari PUPR.”
Pemerintah juga bersiap memberikan alternatif hunian bagi warga, terutama yang rumahnya rusak dan berlokasi di dekat sungai.
Bantuan rehabilitasi rumah rusak tersebut akan diberikan rincian nilai Rp60 juta untuk kerusakan berat, Rp30 juta untuk kerusakan sedang, dan Rp15 juta untuk kerusakan ringan.
Pihaknya kini sedang melakukan penilaian.
“Kami sudah memberikan rekomendasi pada tahap transisi apakah akan dilakukan pemukiman kembali dan pemukiman kembali, dan jika tidak pemukiman kembali maka pemerintah pusat akan membangunnya sebagai reformasi,” ujarnya.
Pada Selasa (14/5/2024), Suharyanto tercatat mengunjungi enam wilayah terdampak yakni Bukit Patapu, Kabupaten Agam, Pandey Sekik Sipuluh Kuta, Lubuk Mata Kusiang, Lemba Annai, Simpang Manungkal, Jurong Panti, dan Kabupaten Tanah Datar.
Berdasarkan foto yang diperoleh, Suharyanto terlihat membagikan barang-barang kebutuhan pokok kepada beberapa warga.
Suharyanto terlihat meninjau jembatan jebol dan masjid jebol.
Dia juga terlihat mengunjungi jembatan lain di seberang sungai.
Dalam foto tersebut, jalan di depan Suharyanto terlihat retak dan rusak.
Tiga buah alat berat juga terlihat di sungai di bawah jembatan.
Pada Selasa (14/5/2024) pukul 18.35 WIB, Pusat Pengendalian dan Operasional (Puzdalops) BNPB mencatat jumlah korban meninggal sebanyak 58 orang.
BNPB juga telah memeriksa 35 orang.
Selain itu, BNPB mencatat 1.543 keluarga terdampak dan 33 orang terjangkit penyakit tersebut.
Pusdalops dan BPBD setempat terus mengkaji dan memperbarui data karena proses pencarian dan evakuasi korban masih berlangsung.