Kritik Kebijakan AS, Elon Musk: Kenaikkan Tarif Impor Bisa Hancurkan Industri Mobil Dunia

Penulis Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Miliarder kondang sekaligus CEO perusahaan mobil Tesla Inc, Elon Musk, mengkritik Presiden AS Joe Biden yang baru-baru ini mengambil keputusan menaikkan harga listrik untuk mobil China.

Musk menggambarkan kenaikan harga yang ditetapkan pemerintah Amerika sebagai krisis yang mengurangi kebebasan berbisnis dan dapat menghancurkan industri mobil dunia.

“Baik Tesla maupun harga-harga ini tidak menanyakan, saya malah terkejut ketika diumumkan. Apa pun yang mengganggu perdagangan atau perdagangan itu tidak baik. Tesla sangat kompetitif di pasar China tanpa harga dan tanpa dukungan apa pun. Saya mendukung pengurangan biayanya”, kata Musk, saat mereka dibawa oleh Guardian.

Pada konferensi Viva Technology yang diadakan di Paris, Musk mengungkapkan ketidaksenangannya terhadap rencana baru Presiden Biden. Elon Musk kesal dengan tarif baru yang dikenakan pada barang-barang Tiongkok. Sebab menurutnya Tesla bisa bersaing efektif di pasar China tanpa diskriminasi.

“Tesla bersaing dengan baik di pasar China tanpa harga dan tanpa dukungan lainnya. Itu sebabnya saya tidak menentukan harga,” kata Musk.

Meski mencatatkan penjualan pada kuartal ini, Tesla mampu mempertahankan posisinya di posisi teratas dengan skor 10. Namun, jika rencana kenaikan harga barang impor resmi diterapkan oleh pemerintah AS, hal tersebut berpotensi menghambat jual beli. . bisnis Tesla dan berlisensi. jauh setelah pesaingnya, BYd. Kegagalan Bisnis AS XI Jinping

Menurut APNews, kenaikan tarif luar negeri untuk kendaraan listrik yang akan ditetapkan Amerika Serikat tahun ini adalah 100 persen, empat kali lipat dari 25 persen.

Tidak hanya pajak mobil listrik yang dinaikkan, pemerintah Amerika juga menggandakan pajak semikonduktor dan panel surya dari 25 persen menjadi 50 persen.

Hal ini akan meningkatkan tarif Tiongkok terhadap impor aluminium menjadi tiga kali lipat, dari saat ini 7,5 persen menjadi 25 persen.

Belum dijelaskan secara spesifik kapan Biden akan melaksanakan rencana tersebut. Namun, menurut salah satu pejabat AS, pajak tersebut akan dikenakan pada bisnis pedesaan, termasuk pekerja di bidang produksi kendaraan listrik.

Meski dapat melindungi kepentingan Amerika, banyak yang percaya undang-undang baru Biden dapat mengundang pembalasan dari Tiongkok di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara.

Begitulah hubungan keduanya memanas akibat pemberlakuan tarif terhadap barang-barang China yang diusulkan Trump pada masa kepemimpinannya pada 2017-2021.

Selain itu, juru bicara IMF, Julie Kozack, usai Presiden Amerika Serikat mengatakan penerapan sanksi perdagangan Amerika Serikat (AS) terhadap China asuhan Biden hanya akan menghambat perdagangan dan investasi, mengganggu perekonomian. rantai pasokan dan oleh karena itu sebagai pembalasan.

Hal ini tentu tidak menutup kemungkinan akan mengganggu perekonomian dunia yang masih dalam masa pemulihan pascapandemi dan konflik geopolitik

“Fragmentasi perekonomian dunia akibat perang dagang dapat menimbulkan konsekuensi serius, bahkan menurunkan PDB dunia hingga 7 persen,” kata Kozack.

“Oleh karena itu, kami mendorong AS dan Tiongkok untuk menyepakati bersama mengenai solusi yang mengatasi permasalahan utama yang meningkatkan ketegangan perdagangan antara kedua negara,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *