Kemenperin Bakal Tinjau Pabrik Sepatu Bata yang Gulung Tikar di Purwakarta

Laporan reporter Tribunnews.com Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berencana mengunjungi Pabrik Bata (BATA) di Purwakarta, Jawa Barat pada Minggu (5 Mei 2024).

Hal tersebut disampaikan Kris Sasono Ngudi Wibowo, Direktur Jenderal Kementerian Perindustrian, Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT), menanggapi kabar perusahaan BATA akan berhenti beroperasi mulai Selasa (30 April 2024). .

Dihubungi Tribunnews, Minggu, Kris Sasono mengatakan, “Tim IKFT masih melakukan penyelidikan dan menuju lokasi pagi ini.”

Sayangnya, Kris Sasono enggan menjelaskan lebih jauh mengenai ulasan tersebut.

Kabar penutupan perusahaan sepatu BATA tersebar di media sosial.

Keputusan penghentian produksi PT Shoes Bata Tbk di Purwakarta berdasarkan keputusan yang telah disetujui sebelumnya tanggal 30 April 2024 sesuai dengan keputusan Dewan Komisaris tanggal 29 April 2024, kata direktur Bata Shoes itu. Hatta Tutuko mengutip Kompas.

Pabrik sepatu yang telah beroperasi selama ratusan tahun atau sejak zaman penjajahan Belanda ini konon telah melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan usahanya di Purwakarta.

“PT Shoes Bata Tbk telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi dan perubahan perilaku konsumen yang cepat,” kata Hatta.

Ia mengatakan, model alas kaki dan produk alas kaki lainnya, khususnya yang diproduksi di pabrik Purwakarta, mengalami penurunan permintaan pasar.

“Perusahaan tidak bisa lagi melanjutkan produksi di pabriknya di Purwakarta karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang diproduksi di sana terus menurun,” jelas Hatta.

“Dan kapasitas perusahaan produksinya jauh melebihi apa yang bisa kami peroleh secara permanen dari pemasok lokal di Indonesia,” tambahnya.

Menurut Kontan, penjualan bersih BATA pada tahun 2023 sebesar $609,61 miliar, turun 5,26% dibandingkan periode yang sama tahun lalu ($643,45 miliar).

BATA juga mencatatkan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada induk usaha sebesar Rp190,29 miliar pada tahun 2023, naik 79,65% year-on-year dibandingkan tahun lalu sebesar Rp105,92 miliar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *