Laporan reporter Tribunnews.com Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Lilik Unggul Raharjo menilai transisi industri ramah lingkungan harus menjadi prioritas seluruh pelaku usaha di industri semen.
Bukan sekadar bergabung, namun memiliki komitmen kuat yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, ASI mengadakan International Cement Technology Conference (Cemtech) 2024 Asia dengan tema “Advancing Decarbonization Technologies in Asia” di Hotel Shangri-La Jakarta pada tanggal 3-5 Juni 2024.
Comtech dikatakan sebagai salah satu inisiatif ASI untuk meningkatkan upaya dekarbonisasi di salah satu kapasitas terbesar di Asia.
Konferensi ini memfasilitasi para pemimpin dunia usaha, asosiasi semen Asia, dan lembaga pemerintah untuk saling mendorong dan menciptakan peluang kolaborasi guna meningkatkan kontribusi penurunan emisi, kata Lilik dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/3/2024).
Lilik mengatakan pada tahun 2022, industri semen Indonesia akan mencapai penurunan emisi sebesar 12,9 persen dibandingkan baseline tahun 2010.
ASI juga berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian merancang peta jalan dekarbonisasi untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2050.
Artinya, kita masih punya ruang lebih besar untuk berinovasi dalam dekarbonisasi, kata Lilik.
Dalam siklus konferensi dan pameran yang berlangsung selama tiga hari ini, peserta dari 25 negara mengikuti serangkaian meja bundar dan presentasi mengenai perkembangan terkini di sektor semen.
Termasuk penggunaan bahan bakar alternatif, pengurangan klinker dan penerapan teknologi efisiensi energi.
Melalui konferensi ini diharapkan penggunaan praktik ramah lingkungan dalam industri semen akan meningkat.
Penerapan metode ramah lingkungan dianggap sebagai langkah penting dalam mengurangi dampak lingkungan global.
Menurut Lilik, Indonesia telah mengambil langkah penting untuk melakukan dekarbonisasi industri semen.
“ASI merupakan pionir dalam mendorong praktik berkelanjutan pada industri semen di Indonesia dengan mendorong inovasi dalam produksi, menerapkan prinsip ekonomi sirkular, dan transisi ke proses produksi yang lebih bersih,” kata Lilik.
Sejalan dengan target penurunan emisi nasional dan global, industri semen Indonesia disebut-sebut akan menerapkan inisiatif dekarbonisasi dalam proses produksinya.
Antara lain penggunaan bahan bakar alternatif seperti biomassa, limbah industri, limbah perkotaan dijadikan bahan bakar yang berasal dari sampah (CDR) dan lain-lain untuk menggantikan batu bara.
Penggunaan energi baru dan terbarukan juga didorong untuk meningkatkan efisiensi energi, serta penerapan standar batasan penggunaan energi per ton produk semen untuk mendorong industri yang lebih efisien dan ramah.