TRIBUNNEWS.COM – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Indonesia menyiapkan dana Rp 10 miliar untuk program beasiswa tersebut. Bekerja sama dengan Pimpinan Pusat (PP Muhammadiyah), BAZNAS RI meluncurkan program studi dan penelitian program magister (S1) dan doktor (S3) bagi pegawai Muhammadiyah.
Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan literasi, meningkatkan penelitian dan penelitian di bidang zakat. Program Beasiswa Penelitian BAZNAS merupakan program pendanaan penelitian untuk tugas akhir mahasiswa dari lembaga/kelompok program sarjana, pascasarjana, doktoral, dan akademik/doktoral.
“Ada dua hal penting yang harus kami lakukan dalam rencana ini. Pertama, mempererat kerjasama antara BAZNAS dengan ormas Islam, khususnya ormas besar yang didalamnya terdapat Muhammadiyah,” ujar Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA pada acara Kick Off BAZNAS RI dan acara PP Muhammadiyah. Program Beasiswa dilaksanakan secara daring, Senin (1/7/2024).
Hadir pula Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D., dan Ketua Dewan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah (Diktilitbang), Prof. Bambang Setiaji, M.Sc.
Selain itu, Kiai Noor menegaskan, kolaborasi BAZNAS dan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat dapat memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan masyarakat, khususnya untuk meningkatkan pendidikan dan literasi zakat. Selain itu, tambahnya, Muhammadiyah merupakan salah satu ormas Islam terbesar di Tanah Air.
“Kedua, untuk memperkuat literasi zakat, kita tahu bahwa literasi zakat di Indonesia bahkan di dunia masih muda, sehingga perlu terus didukung program beasiswa untuk mengembangkan penelitian dan investigasi di bidang zakat.” jelasnya . .
“Kita juga tahu bahwa Muhamadiyah telah memberikan kontribusi yang besar terhadap pendidikan masyarakat di Indonesia, sehingga BAZNAS juga ikut berperan memperkuatnya. Kami menyediakan program beasiswa sebesar Rp 10 miliar bagi pelajar Muhamadiyah yang membutuhkan.” dia menambahkan.
Kiai Noor berharap program beasiswa ini dapat mendorong penelitian dan pengkajian di bidang zakat, khususnya dari sudut pandang filosofis, psikologis, sosial dan sejarah.
“Sebenarnya banyak sekali hikmah tentang zakat, namun masih perlu dikembangkan hikmah terkait muzakki bagi para pemberi zakat, khususnya tentang tathiriyah (penyucian), tazkiyah (penyucian), sakinah (perdamaian) dan tanmiyah (pertumbuhan), sesuai dengan yang diharapkan. dengan keterangan yang terkandung dalam ayat zakat,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D., mengatakan kerja sama ini akan memperkuat BAZNAS dan ormas Islam dalam upaya memajukan pendidikan Tanah Air.
“Program ini bertujuan untuk menjadikan masyarakat pada taraf yang lebih tinggi, karena tugas kita di bidang keagamaan antara lain mampu melahirkan manusia yang baik dan terpelajar, terutama mereka yang tidak mempunyai kemampuan membiayai pendidikannya,” kata Sayuti.
Melalui program ini, Sayuti berharap dapat menyebarkan nilai-nilai zakat kepada masyarakat sehingga masyarakat senang dan tertarik untuk membayar zakat. Selain itu, ia berharap program ini dapat melahirkan dokter-dokter terbaik di antara jumlah dokter yang ada di Indonesia.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada BAZNAS RI atas kepercayaan PP Muhammadiyah, semoga program ini dapat melahirkan dokter-dokter yang jujur, kita memahami bahwa jumlah dokter kita masih kurang dari satu persen, ini merupakan kebutuhan mendesak bagi kita untuk bisa untuk memperkuat kualitas pendidikan masyarakat “Kami membutuhkan guru bergelar doktor,” tutupnya.