Laporan Jurnalis Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei telah memerintahkan angkatan bersenjata negaranya untuk meningkatkan kewaspadaan dan menyelidiki semua taktik musuh.
Khamenei mengeluarkan perintah tersebut setelah Israel menembak jatuh sebuah drone tiga kali pekan lalu di kota Isfahan, pusat fasilitas nuklir Iran.
Meski Iran menganggap serangan drone Israel sebagai serangan gagal, namun untuk mengantisipasi serangan lanjutan, angkatan bersenjata Iran diminta menyelidiki taktik musuh.
Khamenei juga meminta angkatan bersenjata Israel untuk terus melakukan inovasi militer, sebelum mengaktifkan sistem pertahanan udara di beberapa bidang utama untuk menghindari perang di wilayah tersebut.
“Kami terus-menerus memerintahkan militer Iran untuk menerapkan inovasi militer dan mempelajari taktik musuh,” jelas Khamenei saat bertemu dengan para pemimpin senior militer di Teheran, seperti dikutip The Times Of Israel.
Dalam kesempatan itu, Khamenei mengucapkan terima kasih kepada para pejabat yang berhasil menggertak Israel setelah menggunakan 300 roket dan serangan drone.
Pasukan Pertahanan Israel melaporkan bahwa 99 persen amunisi yang masuk dicegat oleh sistem pertahanan udara milik pasukan AS, Inggris, Prancis, dan Yordania. Namun sumber lain menyebutkan serangan Iran menyebabkan banyak wilayah yang diduduki Israel meledak dan menghancurkan pangkalan udara militer penting Israel di Negev.
“Perdebatan di sisi lain mengenai berapa banyak rudal yang diluncurkan, berapa banyak yang mengenai sasaran dan berapa yang tidak, itu adalah hal-hal yang tidak terlalu penting,” kata Khamenei.
“Masalah utamanya adalah pentingnya rakyat dan militer Iran di kancah internasional. Ini penting,” tambahnya. Garis waktu konflik Iran-Israel
Konflik antara Iran dan Israel pertama kali meletus setelah Korps Garda Revolusi Iran kehilangan tujuh tentara elitnya dalam serangan jet tempur F-35 Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus.
Israel mengklaim bahwa serangan ke Damaskus tidak ditujukan ke gedung kedutaan Iran, melainkan ke gedung di dekatnya yang merupakan markas militer Garda Revolusi.
Namun Iran melihat serangan mematikan itu sebagai pelanggaran kedaulatan negaranya, sehingga membuat marah IRGC sehingga mereka meluncurkan ratusan drone dan rudal ke wilayah Tel Aviv.
Menanggapi serangan ini, Perdana Menteri Israel dilaporkan merencanakan serangan balasan terhadap Iran. Pertanyaan itu muncul setelah kepala staf militer Israel, Herzi Halevi, mengatakan negaranya akan merespons, namun tidak memberikan rincian terkait.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh langkah Netanyahu yang diam-diam mengadakan kabinet militernya untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari 24 jam untuk membahas risiko dan tanggapan terhadap serangan langsung pertama Iran terhadap Israel.