TRIBUNNEWS.COM – “Ndra, saat anakmu disuntik DPT, apakah dia kepanasan setelah disuntik?” tanya Muhammad Ranald (29).
“Iya panas, meriang, mudah tersinggung, sehari dua hari. Tapi masih normal dan ringan, karena itu tandanya imunitas anak merespons dengan baik dengan menciptakan sistem imun baru,” jawab Andre Kurniawan (29).
“Jadi, bagaimana caramu mengaturnya?” Randal bertanya lagi.
“Dulu saya rutin cek suhu badan. Misalnya demamnya masih ringan, meriang, jangan kasih baju yang longgar, sering-seringlah mengipasi. Nah, kalau demamnya sampai 38 derajat celcius, jangan dikasih. antipiretik,” jelas Andre.
“Ah, begitu… jadi aman ya?” Randal membenarkan.
Tapi sebelum divaksin, pastikan anak anda dalam keadaan sehat, tidak demam atau diare lagi. Vaksinasi sangat penting untuk menjaga kesehatan anak, jadi upaya kita agar anak bisa tumbuh sehat dan berkembang secara maksimal. .” Andre menjelaskan dengan penuh percaya diri.
Perbincangan Ranald dan Andre terjadi di balkon lantai satu gedung kawasan Adi Sumarmo, Kecamatan Kolomedu, Kabupaten Karanganiar, Jawa Tengah pada Senin (22/3/2024).
Ranald adalah ayah baru. Istrinya Pitriana baru saja melahirkan seorang putra bernama Mohammed Sadna pada Februari 2024. Ini pertama kalinya seorang anak berusia dua bulan mendapat vaksin DPT untuk melindungi dari difteri, batuk rejan, dan tetanus.
Sedangkan Andre sudah menjadi seorang ayah. Anak tersebut, Zeinav Kurota Ayon, berusia 15 bulan. Artinya, anak tersebut sudah mendapat tiga kali vaksin DPT. Dan saat usianya menginjak 18 bulan, Zeinab akan mendapat booster DPT.
Percakapan antara keduanya berlanjut. Kedua pekerja media tersebut membicarakan banyak hal. Mulai dari kesehatan, pola asuh, hingga tonggak sejarah anak.
Baik Ranald maupun Andre sepakat bahwa pengasuhan anak adalah tanggung jawab kedua orang tuanya. Tidak hanya ibu, ayah juga harus terlibat aktif dalam hal ini.
Salah satunya dengan memberikan perlindungan pada anak melalui vaksinasi. Orang tua perlu mengetahui betapa pentingnya kehadiran bagi keberhasilan vaksinasi anaknya
Kepada Tribunnews.com, Andre mengaku tak pernah mangkir setiap kali jadwal vaksinasi putranya tiba. Tak hanya mendampingi dan mendampingi, Andre juga turun tangan saat istrinya, Marinda Wayyanti (31), tak bisa menenangkan Zainab usai vaksinasi.
Dukungan keterlibatan langsung inilah yang membuat Andre semakin bertekad untuk memberikan vaksinasi dasar dan menindaklanjutinya hingga selesai. Setidaknya menurut daftar vaksin yang tercantum dalam buku kesehatan ibu dan anak (KIA) terbitan Kementerian Kesehatan (Cmanax).
Termasuk jika ada tambahan vaksin atau dalam keadaan tertentu, seperti Pekan Imunisasi Polio Nasional (PIN) yang akan dilaksanakan pada awal tahun 2024.
Menurut warga Mangkuboman, Banjarsari, Surakarta ini, vaksinasi bukan sekadar mengikuti anjuran atau anjuran pemerintah. Namun itu semacam kewajiban untuk memenuhi hak anak atas kesehatan.
“Orang tua wajib memperjuangkan kesehatan yang terbaik untuk menunjang tumbuh kembang anaknya. Dengan memberikan vaksin, orang tua telah memenuhi hak-hak anaknya,” kata Andre.
Ranald juga memikirkan pentingnya vaksinasi anak. Selain itu, pria asal Kabupaten Patti ini juga sejak awal terpaksa memberikan vaksinasi lengkap kepada Sada.
Hal ini, kata dia, sebagai bentuk terima kasih kepada orangtuanya. Dengan vaksin yang diberikan dia bisa tumbuh sehat, dia tidak kekurangan apapun.
“Karena sebelumnya saya sudah mendapat vaksin lengkap dari orang tua saya, sekarang kalau saya sudah menjadi ayah, saya akan melakukan hal yang sama kepada anak saya,” tegasnya.
Berbekal prinsip tersebut dan keyakinannya terhadap vaksin, langkah Ranald menuju Puskesmas 2 di Colomedo kini menjadi lebih mudah. Tepatnya pada Selasa (30/4/2024) anak tersebut pertama kali menerima suntikan DPT. Pencegahan Dini Seorang bayi menerima vaksin polio di Puskesmas Nagaswidak, Palembang, Kamis (27/7/2023). Vaksinasi bayi dan anak mempunyai manfaat yang sangat besar (TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO)
Kisah peran dan dukungan orang tua dalam melakukan vaksinasi pada anak juga datang dari Pardana Ilham Nogrohu (33). Perdana memiliki dua anak, masing-masing berusia 10 dan 5 tahun.
Bagi ayah Hamdan, Aov dan Hanan, vaksin sangat penting bagi anak-anak, mengingat banyaknya virus dan bakteri yang berkembang dengan cara tersebut. Oleh karena itu, anak juga memerlukan perlindungan lebih agar dapat tumbuh dengan sehat.
“Tidak ada yang lebih penting selain memberikan perlindungan terbaik bagi anak. Nah, vaksinasi lengkap adalah kunci menjaga kesehatan dan melindungi anak dari penyakit serius yang bisa dicegah,” ujarnya.
Perdana kemudian teringat tetangganya itu terjangkit polio dan kini sudah meninggal. Dari almarhum, warga Karanglu, Kecamatan Polanharjo, Keltan mengetahui bahwa penyakit seperti polio dan lainnya harus dicegah sejak dini.
Disinggung soal rangkaian penipuan vaksin, Perdana mengatakan orang tua harus lebih pintar dalam mendeteksi. Yang terpenting, orang tua harus memiliki pegangan yang kuat agar tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak jelas asal usulnya dan kebenarannya. Pentingnya dukungan ayah
Sementara itu, saat dikonfirmasi ke Tribunnews.com, Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak RSIA Bina Medika Bintaro dr Marlisye Marpaung mengatakan peran orang tua sangat penting dalam memberikan vaksinasi pada anak, hal ini berkaitan dengan kebutuhan dasar yang diterima seorang anak. yaitu mengasuh, mencintai dan mengasuh (3A).
“Anak wajib mendapat kebutuhan pokoknya, tidak hanya dari ibu atau bapaknya saja, tapi dari bapaknya dan ibu sebagai orang tuanya. Termasuk vaksin,” ujarnya.
Marlisi menjelaskan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk mendukung vaksinasi anak. Pertama, orang tua dapat mencari informasi akurat mengenai vaksin dari sumber yang mumpuni dan valid. Misalnya saja dari tenaga kesehatan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), hingga Kementerian Kesehatan.
Kedua, orang tua juga dapat mengetahui jadwal vaksinasi melalui buku KIA yang diberikan sejak ibu hamil. “Jika terlewat atau terlambat, orang tua dapat segera menghubungi dokter atau petugas kesehatan untuk mengetahui kapan melanjutkan vaksinasi,” ujarnya.
Ketiga, ayah dapat membangun rasa percaya diri jika istri masih ragu dengan vaksinasi. Orang tua dapat berperan dengan mengambil inisiatif atau keputusan yang bijak demi kesehatan anak.
Keempat, lanjut Marlisi, orang tua bisa hadir saat anaknya divaksin. Dengan kehadiran ayah, anak akan merasakan dukungan emosional, serta rasa aman dan nyaman.
“Agar anak-anak lebih termotivasi dan tidak takut ketika dihadapkan pada vaksin, ini merupakan pengalaman baru bagi mereka,” ujarnya.
Selain itu, orang tua juga mempunyai pilihan untuk menerima informasi langsung dari dokter atau ahli kesehatan dan mendiskusikan topik-topik bermasalah terkait vaksin.
Jika peran dan dukungan ayah dalam keluarga baik, maka hal ini akan berdampak pada lingkungan. Orang tua dapat menjadi “agen” untuk mempromosikan pentingnya vaksinasi anak guna menciptakan masa depan yang lebih sehat dan kuat bagi generasi penerus bangsa.
“Harapannya kedepannya para orang tua bisa saling berbagi atau berdiskusi dengan orang tua lainnya, kemudian memberikan informasi yang benar dan meyakinkan orang tua lain yang masih ragu dengan vaksin anaknya,” ujarnya.
Dokter yang juga mengelola klinik tumbuh kembang anak, Lalita Alam Sutra, berharap peran ayah tidak hanya sekedar sebagai kepala keluarga. Namun Anda juga bisa menjadi pengasuh, pembimbing, dan pendidik anak-anak Anda.
Oleh karena itu, orang tua juga wajib memastikan anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan kesehatan anak yang prima. Vaksinasi merupakan salah satu cara untuk menjaga kesehatan anak.
“Vaksinasi merupakan investasi yang sangat berharga yang kita lakukan untuk masa depan anak,” tutupnya. (*)