Laporan jurnalis Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Belakangan ini flu Singapura atau penyakit mulut dan kuku (FMD) menjadi sorotan akibat meningkatnya kasus di Indonesia.
Sebaliknya, hanya tinggal menunggu hari saja umat Islam merayakan Idul Fitri. Saat Idul Fitri, sudah menjadi kebiasaan masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik.
Pada masa ini, anak-anak rentan terkena flu Singapura.
Resikonya imunitas (anak) belum matang. Jadi anak kecil lebih mudah kena. Orang dewasa jarang, padahal ada, kata dokter spesialis kesehatan anak, sub spesialis kesehatan anak, infeksi, dan penyakit tropis di Pondok Indah. RSUD Dr. Dwinanda Aidina , Sp. I. P. T saat jumpa pers virtual, Jumat (07/06/2024).
Selain itu, ketika pulang ke rumah, anak-anak umumnya lebih rentan tertular karena penularannya terjadi melalui droplet, kontak oral, atau kontak tidak langsung.
Penularan ini sebenarnya bisa dicegah dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan setiap buang air kecil, buang air besar, atau memegang benda.
Sayangnya, anak-anak masih belum bisa atau kesulitan menerapkan protokol kesehatan.
“Penularannya lebih mudah, protokol kesehatan anak-anak masih belum sebaik orang dewasa. Mereka tidak memakai masker, tidak mencuci tangan, masih sering bereksplorasi, memegang benda tertentu di tangannya, menaruh benda di tangannya. mulut, atau mungkin mereka berbagi makanan dengan teman-temannya,” jelasnya.
Untuk mencegah penularan saat pulang kampung, sejumlah upaya telah dilakukan dr Dwinanda.
Pertama, latih anak untuk menerapkan protokol kesehatan sesuai usianya. “Misalnya anak berusia 2 tahun, sebisa mungkin ajari dia memakai masker,” imbaunya.
Kedua, jika masih sulit menerapkan protokol kesehatan, sebisa mungkin hindari tempat umum.
Ketiga, pertimbangkan untuk memilih moda transportasi sesampainya di rumah, seperti menggunakan transportasi pribadi jika memungkinkan.
Keempat, berupaya memastikan orang tua atau orang dewasa di sekitarnya menerapkan protokol kesehatan. Selain untuk melindungi anak, cara ini jelas bisa ditiru oleh anak-anak.
Saat Anda tiba di kampung halaman, mungkin sulit untuk menghindari pertemuan keluarga.
“Bisa meminimalisir orang sembarangan mencium atau menggendong bayi. Kalau merasa tidak enak badan, ada kesadaran untuk tidak menghadiri acara atau memakai masker bila perlu,” tutupnya.