TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat akhirnya mengizinkan militer Ukraina menggunakan senjata yang disediakan Washington untuk menyerang wilayah Rusia.
Inilah saatnya pasukan Volodymyr Zelensky menunggu untuk menghancurkan peralatan militer yang mendukung Rusia dalam serangannya di wilayah Donbass dan wilayah lainnya.
Tak lama kemudian Ukraina menggunakan hak tersebut untuk langsung menginvasi wilayah Rusia.
Sasaran pertama adalah kapal-kapal Rusia di dekat Jembatan Kerch, yang menghubungkan daratan Rusia dengan Krimea.
Kali ini, Kiev melepaskan tembakan langsung ke arah serangan Rusia terhadap Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat MGM-140/-164/-168 (ATACMS).
ATACMS adalah sistem rudal balistik permukaan-ke-permukaan yang dikembangkan di Amerika Serikat.
Rudal jelajah tersebut memiliki berat sekitar 2 ton dan mampu mencapai sasaran pada jarak 165-300 km.
Pasukan Ukraina menyerang sebuah kapal yang melewati Krimea.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengumumkan melalui postingan Facebook pada Kamis (30/5/2024) malam bahwa pihaknya menyerang dua kapal di dekat Jembatan Kerch.
“Malam ini, pasukan keamanan Ukraina menyerang kapal Kerch dengan rudal ATACMS. Akibat serangan ini, sebuah kereta api dan dua kapal pengangkut angkutan jalan raya rusak parah. Salah satunya terdampar ke darat, menghalangi pengoperasian seluruh jalur air Kerch, demikian pesan staf umum media Strana.
Departemen tersebut mengatakan bahwa objek tersebut dilindungi oleh sistem pertahanan udara: Pantsir, Thor dan Triumph. Namun, rudal tersebut berhasil menembus perisai antipesawat.
“Karena keberhasilan operasi tempur artileri Ukraina, fasilitas militer di semenanjung tersebut rusak parah,” tulis Staf Umum Ukraina.
Sebelumnya, “pihak berwenang” Krimea mengumumkan bahwa dua kapal – sebuah bus dan kereta api – rusak akibat puing-puing yang berjatuhan. Sementara menurut keterangan mereka, penyeberangan kapal feri berfungsi. Foto kapal selam Krimea Ukraina yang ditembak oleh mata-mata Rusia di Krimea
Sementara itu, Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengumumkan telah menangkap lima orang yang diduga berencana meledakkan Jembatan Kerch.
Rusia hari ini melaporkan bahwa FSB telah mengidentifikasi lima warga Krimea yang direkrut oleh militer Ukraina untuk melakukan serangkaian bahan peledak untuk menghancurkan kereta api dan saluran air, termasuk pengiriman peralatan militer.
Tersangka kelima, seorang warga negara Rusia yang lahir pada tahun 1970 dan diduga sebagai pemimpin kelompok tersebut, ditemukan tewas ketika sebuah IED meledak ketika mencoba membersihkan gudang bahan peledak.
Para tersangka penyabot dituduh mengumpulkan dan mengirimkan informasi ke Kiev tentang lokasi dan pergerakan pasukan Rusia, industri pertahanan udara Krimea dan infrastruktur energi, keamanan jembatan Krimea, dan pengiriman bahan peledak untuk perang Rusia.
Badan tersebut merilis gambar penangkapan dan interogasi selanjutnya terhadap para tersangka.
Dalam video tersebut, para tahanan mengatakan mereka dituduh memasang bahan peledak di jalur kereta Krimea untuk menghentikan beberapa kereta yang menjadi sasaran pembom Ukraina.
Para tersangka yang tidak disebutkan namanya mengaku bertindak atas nama badan keamanan dan intelijen Ukraina.
Video tersebut juga memperlihatkan beberapa senjata dan bahan peledak, termasuk empat IED, amunisi, senapan mesin, selongsong peluru dan senjata lainnya, yang ditemukan polisi dari rumah calon penyabot.
Peralatan komunikasi yang ditemukan dalam senjata tersebut mengonfirmasi adanya kaitan tersangka dengan intelijen Ukraina.