TRIBUNNEWS.COM – Juru bicara militer Israel Avichai Adraee mengumumkan bahwa tentara Israel akan terus berlatih sampai mereka siap berperang di utara melawan Hizbullah Lebanon.
“Tentara telah menyelesaikan dua operasi brigade 4 dan brigade 226 di utara,” tulis Avichai Adraee di jejaring sosial “X” pada Kamis (13/06/2024).
“Dalam dua minggu terakhir, beberapa latihan militer dilakukan di mana tentara dilatih untuk menghadapi berbagai situasi militer di utara. “Unit Brigade ke-4 tiba untuk pelatihan pascaperang di Jalur Gaza, sementara unit Brigade ke-226 ( Brigade Parasut Utara) tiba setelah masa keamanan di perbatasan utara,” lanjutnya.
Avichai Adraee mengatakan bahwa permainan ini meniru aksi militer di berbagai tingkatan, dengan fokus pada pergerakan di medan yang sulit, maju dengan kapak gunung, tembakan cepat, dan pertempuran di lokasi berbeda.
Selain itu, pasukan Israel juga fokus menyediakan komunikasi mendalam, mengevakuasi korban luka dari medan perang, dan ke markas.
Juru bicara pemerintah Israel David Manser mengatakan bahwa Israel akan mengerahkan berbagai metode untuk melawan Hizbullah.
“Israel akan memulihkan keamanan di perbatasan utaranya, baik melalui diplomasi atau cara lain,” kata David Manser.
“Hizbullah, pemerintah Iran dan pemerintah di Beirut adalah satu-satunya pihak yang mempunyai masalah dalam memadamkan api di perbatasan,” katanya. Serangan besar-besaran oleh Hizbullah
Hizbullah menembakkan ratusan batu ke beberapa posisi militer Israel pada Kamis (13 Juni 2024).
Serangan itu dipicu terbunuhnya komandan Hizbullah Sami Abdullah Hajj Abu Thalib dan tiga anggota Hizbullah lainnya pada Rabu (12 Juni 2024) pagi.
Menurut laporan media Israel, Hizbullah menembakkan 150 roket dalam satu menit.
Diantaranya, 30 drone diterbangkan di Galilea dan Golan.
Sirene terdengar berjam-jam di permukiman Israel termasuk Safad, Baram, Avivim, Yir’on dan Kiryat Shmona dan sekitarnya, serta di sekitar Meron, Arab News melaporkan.
Per 8 Oktober 2023, Hizbullah menunjukkan dukungannya kepada warga Palestina yang menghadapi kekerasan Israel di Jalur Gaza.
Hizbullah mengambil bagian dalam pertempuran di Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dan meluncurkan roket serta drone dari posisinya di Lebanon selatan.
Hizbullah telah berjanji untuk berhenti memerangi Israel kecuali Israel menghentikan agresinya di Jalur Gaza.
Sementara itu, Israel menolak mundur dari Jalur Gaza sebelum tujuannya menghancurkan Hamas tercapai. Jumlah korban
Ketika Israel terus melanjutkan kekerasan di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina pada Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (13/06/2024) meningkat menjadi lebih dari 37.323 orang, dengan 85.037 lainnya luka-luka dan 1.147 tewas di setiap wilayah. Israel, seperti kata Anadolu.
Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah kelompok oposisi Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan dan kekerasan Israel di Al-Aqsa.
Setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023, Israel memperkirakan sekitar 120 sandera hidup atau mati di Jalur Gaza dan masih ditahan oleh Hamas.
Saat ini, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023, masih ada lebih dari 8.000 warga Palestina di penjara Israel.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Banyak artikel yang berhubungan dengan perang Palestina vs Israel