Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden Joe Biden secara resmi melarang militer Ukraina menggunakan semua senjata canggih buatan perusahaan Amerika dalam perang melawan Rusia, mulai Jumat (7/6/2024).
Joe Biden mengumumkan aturan tersebut setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan mempersenjatai musuh AS dan Barat dengan rudal canggih. Apalagi Rusia tak segan-segan memasukkan senjata nuklir ke dalam ancaman tersebut.
“Jika seseorang berpikir bahwa mungkin untuk memasok senjata semacam itu ke zona perang untuk menyerang wilayah kita dan menciptakan masalah bagi kita, mengapa kita tidak mempunyai hak untuk memasok senjata dengan kelas yang sama ke wilayah-wilayah di dunia di mana serangan terhadap objek-objek sensitif terjadi? . negara akan berkembang? negara-negara (Barat) ini,” jelas Putin.
Meski masih berupa rencana, ancaman tersebut membuat Biden khawatir jika di masa depan Rusia memutuskan untuk meledakkan AS dengan bom nuklir yang jauh lebih kuat dan efektif serta lebih berbahaya dibandingkan bom nuklir Hiroshima.
“Kami tidak akan membiarkan Ukraina melancarkan serangan sejauh 200 mil ke dalam wilayah Rusia, dan kami tidak akan membiarkan serangan terhadap Moskow dan Kremlin,” kata Biden, seperti dikutip Barrons.
“Saya sudah mengenalnya selama lebih dari 40 tahun. Ancaman Putin telah mengganggu saya selama 40 tahun. Dia bukan orang biasa. “Dia adalah seorang diktator dan dia berjuang untuk melindungi negaranya saat melakukan serangan-serangan ini,” tambah Biden. Tank M1A1 Abrams setelah modernisasi oleh tentara Ukraina (X@Fennec_Radar)
Selain melarang Ukraina menggunakan senjata buatan Amerika untuk menyerang Rusia, para pejabat AS juga setuju untuk mencabut penghalang yang memungkinkan Ukraina mempertahankan wilayah timur Kharkiv, yang berbatasan dengan Rusia. Berapa banyak bantuan Amerika yang masuk ke Ukraina?
Sebelum AS mengeluarkan aturan tersebut, pemerintahan Gedung Putih memberikan restu kepada Ukraina untuk menggunakan senjata buatan AS untuk menyerang Rusia.
Hal itu disampaikan Biden usai menilai situasi mendesak dalam perang Ukraina-Rusia.
Untuk mendukung kemenangan Ukraina atas Rusia, Negeri Paman Sam bahkan aktif mengirimkan sejumlah senjata militer selama beberapa tahun terakhir.
Pasca invasi Rusia pada Februari 2022, Ukraina dikabarkan menjadi penerima bantuan luar negeri terbesar dari Amerika Serikat.
Total bantuan yang diberikan AS kepada Ukraina berjumlah sekitar 50,6 miliar dolar.
Sebagian besar bantuan AS digunakan untuk menyediakan sistem persenjataan, pelatihan, dan intelijen yang dibutuhkan komandan Ukraina untuk mempertahankan diri dari Rusia.
Alasan AS dan sekutunya mengirimkan bantuan ke Ukraina adalah karena mereka melihat invasi Rusia sebagai perang agresi yang brutal dan ilegal di perbatasan NATO.
Jika Rusia berhasil memenangkan invasi tersebut, Rusia akan menundukkan jutaan warga Ukraina; dan berpotensi memprovokasi agresi serupa dari negara pesaing lainnya, khususnya Tiongkok, sebagaimana dikutip dalam laman Hubungan Internasional Dewan.