Laporan jurnalis Tribunnews.com, Ismoyo
TribuneNews.com, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan subsidi listrik diperkirakan berkisar antara Rp 83 triliun hingga Rp 88,3 triliun pada tahun 2025.
Menteri ESDM Arifin Tasrif berbicara langsung dalam agenda rapat pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) bersama Komisi VII DPR RI di kawasan Kompleks Parlemen Jakarta, Rabu (19//2018). 6/2024).
Tahun depan, Prabowo Subianto diketahui akan memimpin pemerintahan bersama Gibran Rakabuming Raka yang akan dilantik pada Oktober 2024.
Arifin mengatakan, angka tersebut diambil dengan memperhitungkan asumsi berbagai faktor.
Yaitu parameter makroekonomi, nilai tukar rupiah, harga minyak mentah Indonesia (ICP), harga batubara acuan (HBA) dan inflasi.
“RAPBN 2025 mengusulkan subsidi listrik sebesar Rp83,02 hingga Rp88,36 triliun dengan asumsi ICP USD 75-85 per barel dan nilai tukar Rp15.300 hingga Rp16.000,” Gedung DPR RI, Rabu (19/6/2024).
“Saat itu inflasi 1,5 sampai 3,5 persen,” lanjutnya.
Dibandingkan tahun ini, RAPBN tahun 2025 mencatat adanya peningkatan subsidi listrik.
Sedangkan subsidi listrik dipatok sebesar Rp73,24 triliun pada APBN 2024.
Arifin meyakinkan, subsidi listrik yang disalurkan pemerintah akan dibayarkan sesuai peruntukannya.
“Kebijakan subsidi listrik pada tahun 2025 tepat sasaran dan diberikan hanya kepada kelompok yang berhak,” kata Arifin.
“Untuk rumah tangga, memberikan manfaat bagi rumah tangga miskin dan rentan, serta mendorong transisi energi yang lebih efisien dan adil dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, ekonomi, dan lingkungan,” tutupnya.
Diketahui, sesuai pasal 2 ayat 1 Peraturan Menteri ESDM Nomor 29 Tahun 2016, subsidi tarif listrik untuk rumah tangga yang dilaksanakan PLN diberikan kepada pelanggan dalam negeri dengan daya 450 Volt Ampere (VA) dan daya 900 VA hingga komunitas yang kurang beruntung. Yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Diberitakan sebelumnya, Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menyebutkan nilai subsidi listrik pada tahun depan diperkirakan mencapai Rp 83 triliun.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan perseroan berkomitmen mencapai target subsidi pemerintah.
Itu diperuntukkan bagi pelanggan listrik perumahan dengan daya 450 volt ampere (VA) dan daya 900 VA, serta pelanggan usaha kecil dan industri dengan daya hingga 5.500 VA.
Berdasarkan perhitungan RAPBN (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) tahun 2025, telah diperoleh angka subsidi listrik sebesar Rp 83,080 miliar, kata Darmo.
Lanjutnya, ada rumus untuk menentukan besaran biaya subsidi listrik. Artinya, realisasi parameter makroekonomi, nilai tukar rupiah, harga minyak mentah Indonesia (ICP), harga batubara acuan (HBA), dan inflasi ditentukan.
“64,95 persen dari jumlah subsidi atau Rp53,96 triliun ditujukan untuk konsumen dalam negeri yaitu 35,22 juta konsumen,” tutupnya.