Laporan dari reporter Tribunnews.com Bayu Indra Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Saksikan Ai Ni, film baru dari novel tahun 1983 karya PD Baiq Dylan, di gala premiere-nya.
Tribunnews.com berkesempatan menghadiri Primeval Gala di Bandung, Jawa Barat dan menonton filmnya.
Resensi film hanya berfokus pada pengalaman dan perasaan menonton film Dylan tahun 1983 Woe I Nie.
Mengingat kembali saat Dylan masih duduk di bangku sekolah dasar, tepatnya saat kelas lima sekolah dasar.
Selama hampir 90 menit menonton filmnya, perasaan menang begitu menggembirakan.
Hingga saat itu, film Dylan Wa Ai Nai tahun 1983 mengangkat kisah cinta siswa sekolah dasar sebagai temanya.
Perasaan yang didapat berbeda saat menonton Dylan 1990.
Ada sedikit sekali kegaduhan dan keangkuhan Dylan yang tampaknya sangat berhubungan dengan masa kecil sebagian orang, mulai dari generasi baby boomer hingga generasi milenial.
Melihat Dylan kecil yang berusaha mendekati sosok Mei Lien tidak terasa terlalu buruk meski mereka masih anak-anak.
Ini seperti melihat adik laki-laki atau putri Anda mengenal tubuh penuh kasih sayang anak anjing lain.
Namun, hubungan cinta Dylan sepertinya hanya menambah suasana, karena teman-temannya adalah yang paling bahagia.
Sayangnya, di beberapa game terasa sangat lambat dan pengap. Selain itu, belum banyak terungkap betapa kecilnya Dylan yang ditulis oleh orang tuanya untuk menjadi penyair saat ia besar nanti.
Namun selain komedi, film ini juga menyuguhkan kisah sedih saat putus cinta dengan teman sekolah.
Meski saya tidak menangis, saya merasa ini bisa bermanfaat bagi orang-orang yang merasakan hal yang sama.
Film ini diperingkat untuk segala usia, dan dirasa pantas untuk mengajak adik-adik menontonnya.
Di tahun