TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) berkomitmen mendukung upaya pemerintah mengatasi sampah plastik untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Hal tersebut disampaikan Inaplas pada “Pertemuan Keempat Interim Committee for Development of the International Law on Plastic Pollution (ILBI) on Plastic Pollution, include Marine Environment (INC-4)” yang digelar di Ottawa, 23-29 April 2024. .Ini dikonfirmasi ketika saya hadir. , Kanada.
Wakil Presiden Inplas Edi Riva’i menjelaskan Inaplas berkomitmen untuk bekerja sama dengan seluruh industri petrokimia di tanah air untuk menyelesaikan permasalahan sampah plastik di Indonesia.
Tulis Edi pada Selasa (30 April 2024).
Menurut dia, upaya mengatasi pencemaran harus dilakukan dengan upaya mendorong pertumbuhan perekonomian nasional, salah satunya dengan investasi industri petrokimia dalam negeri untuk mengurangi rendahnya ketergantungan terhadap impor.
Indonesia masih bergantung pada barang impor untuk memenuhi konsumsi domestik tahunannya yang bernilai $11 miliar, menurut data Inaplas.
Melalui perusahaan anggotanya, Inaplas membangun industri petrokimia senilai $18 miliar untuk menghilangkan ketergantungan pada komoditas.
“Kami berharap proses INC-4 dapat membantu Indonesia dalam mengelola permasalahan sampah domestik dan mempercepat pembangunan perekonomian nasional melalui investasi besar-besaran di industri petrokimia.” kata Edi.
Nyonya. Rosa Vivien Ratnawati, KLHK, Direktur Manajemen Listrik, Elektronik dan B3 (PSLB3), sebagai perwakilan dari Association of Maritime East Asia (COBSEA) ) INC-4, mengatakan bahwa pemerintah Indonesia mendukung organisasi tersebut: Perjanjian internasional ini adalah suatu bentuk dukungan internasional untuk mengatasi pencemaran lingkungan akibat pencemaran plastik.
“Pemerintah juga mendukung penggunaan ekonomi sirkular dalam produksi plastik, penggunaan plastik daur ulang, dan penciptaan lingkungan bisnis yang baik untuk plastik,” ujarnya.