TRIBUNNEWS.COM – Perlawanan Palestina terhadap pasukan Israel terus berlanjut di Al-Zaytoun, Kota Gaza.
Sudah 250 hari sejak Hamas menghadapi pasukan Israel di Jalur Gaza yang terkepung.
Pada Rabu (12/6/2024), banyak pengunjuk rasa Palestina yang menyerang tentara Israel dan membela kemajuan Israel di banyak bidang.
Brigade al-Qassam Hamas melawan tentara Israel dalam serangan baru di wilayah al-Zaytoun Kota Gaza.
Mereka juga mengusir pasukan musuh dari Rafah, sebuah kota di selatan.
Granat berpeluncur roket (RPG) al-Yassin milik Al-Qassam menembaki tentara Israel di kawasan al-Shaboura kamp pengungsi Rafah.
Pasukan yang menjadi sasaran termasuk dua kapal selam Merkava 4 Israel.
Brigade tersebut juga menembakkan granat lapangan 114 mm ke arah pasukan Israel yang ditempatkan di Poros Netsarim.
Wilayah ini memisahkan Gaza utara dari wilayah lainnya.
Brigade Martir Al-Aqsa juga menembaki tentara Israel di kamp Sufa, sebelah timur Rafah, dengan tembakan roket 107 mm.
Selain itu, Brigade al-Quds Jihad Islam Palestina (PIJ) menembaki pangkalan militer Nahel Oz di bagian timur Kota Gaza, menargetkan peralatan komunikasi Israel.
Mortir juga menembaki pasukan Israel di dekat Masjid al-Salam di Rafah, menggunakan artileri 60 mm.
Kelompok tersebut juga meledakkan bahan peledak ketika pasukan Israel mencapai lokasi serangan di daerah al-Zaytoun.
Pejuang Brigade Al-Quds juga menembakkan roket 107 mm ke pusat komando Israel dan pusat kendali Poros Netsarim. Yang terbaru dalam perang Israel dengan Hamas
– Berdasarkan update Al Jazeera yang dilansir Kamis (13/6/2024) pagi, serangan udara Israel terus berlanjut di Jalur Gaza.
Sedikitnya 14 orang tewas dalam serangan Israel tersebut.
– Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan banyak perubahan yang diusulkan Hamas terhadap perjanjian gencatan senjata telah gagal.
Blinken menambahkan bahwa negosiator akan mencoba “menyelesaikan kesepakatan” dalam beberapa hari mendatang.
– Osama Hamdan, seorang pejabat Hamas, membantah bahwa Otoritas Palestina telah memunculkan ide-ide baru mengenai rencana gencatan senjata Gaza yang didukung AS.
– Hamas menuduh Blinken rasis karena menyalahkan Otoritas Palestina atas kegagalan perjanjian gencatan senjata.
Mereka juga mengatakan Blinken telah menjabat sebagai menteri luar negeri Israel sejak awal perang.
– Kelaparan di Gaza utara telah mencapai tingkat yang berbahaya.
Seorang pejabat pemerintah mengatakan kepada Al Jazeera, “Sebagian besar makanan habis, ratusan anak-anak dan orang sakit berisiko meninggal.”
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)