Kisah Haru Jagoan Malaysia, Nyaris Pensiun Dini, Bangkit dan Debut di Olimpiade Paris 2024

TRIBUNNEVS.COM – Menghitung hari menuju Olimpiade Paris 2024, juara ganda putri Malaysia itu berbagi kisah mengharukan sekaligus mengejutkan.

Tinaah Muralitharan selaku rekanan Perli Tena menegaskan, perjalanannya sejauh ini menuju debut di Olimpiade Paris 2024 tidaklah mudah.

Ia hampir pensiun karena terdepak dari timnas Malaysia bahkan setelah tidak meraih hasil bagus selama kariernya.

Menurut The Star, Thinaah tidak tampil bagus di nomor tunggal putri.

Ia tidak mendapatkan “hasil” apa pun yang bisa meningkatkan performanya di nomor tunggal. Reaksi Pearli Tan dan Thinaah Muralitaran dari Malaysia melawan Apriiani Rahaiu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti dari Indonesia pada final Hong Kong Open pada 17 September 2023 di Hong Kong. (PETER TAMAN/AFP)

Beruntung, ide pelatih sebelumnya meminta Tina pindah ke ganda putri. 

Dia awalnya dipasangkan dengan Lim Payee, yang dipasangkan dengan Pearly pada tahun 2024.

Thinaah mengatakan waktu seperti hidup dan mati karena karier bulutangkisnya dipertaruhkan.

Kemudian pelatih kepala Rosman Razak memimpin tim ganda putri.

Ide yang digagas Razak membuahkan hasil manis ketika Pearli/Thinaah dikawinkan secara perlahan menunjukkan hasil yang manis.

“Saya tidak melakukannya dengan baik di nomor tunggal,” kata Thinaah.

Tina menambahkan: “Saya harus beralih ke ganda putri atau meninggalkan tim nasional.”

“Itu adalah situasi hidup atau mati karena transisinya tidak mudah karena saya masih pemula di nomor ganda.”

Duo Pearli/Thinaah memecahkan banyak rekor bahkan menduduki peringkat 5 dunia pada tahun 2023.

Seiring berjalannya waktu, keduanya terus melakukan yang terbaik sejak mereka menjadi pasangan.

Apalagi pada perebutan kualifikasi Olimpiade Paris 2024 yang dimulai tahun lalu, mereka akhirnya bisa diamankan.

Meski Pearly terluka, keduanya terus bertarung dan berakhir bahagia.

“Saya selalu punya tujuan yang jelas di hati saya untuk bermain di Olimpiade, tapi sekarang saya sudah mencapainya, itu tidak nyata,” katanya.

“Terima kasih kepada pelatih Rosman yang mengapresiasi kemampuan saya sebagai sepasang pemain dan membimbing saya di tahap awal.

Saya harus berterima kasih kepada Perla, para pelatih, dan rekan-rekan pemain yang selalu menjadi bagian dari kesuksesan ini.”

“Tekad untuk bersaing melawan yang terbaik dan komunikasi di antara kami adalah hal yang membuat kami terus maju dalam karier kami,” ujarnya.

Tina akan menghadapi persaingan ketat saat ia mengincar Olimpiade Paris 2024 pada akhir Juli.

Apalagi pasangan dari Asia Timur seperti China, Korea, Jepang dan Indonesia akan menjadi tantangan berat.

Meski demikian, wakil negeri jiran itu tetap menaruh kepercayaan padanya dan bersemangat menyambut debutnya di Paris pada 2024.

“Kami ingin menjadikan (tantangan) ini sebagai getaran positif untuk Olimpiade, di mana kami bersemangat untuk bermain di Olimpiade pertama kami.” Kami juga ingin tampil di lapangan,” kata Tina.

(Tribunevs.com/Niken)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *