Laporan dari reporter Tribunnews.com Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kantong plastik atau kresek kerap kali menumpuk dan berakhir menjadi sampah di laut.
Situasi ini memaksa banyak faktor untuk menyelesaikan masalah lingkungan.
Tanah air telah melihat banyak inovasi dalam pengolahan sampah plastik, termasuk aspal plastik yang dikembangkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Kepala Pusat Bahan Jalan PUPR Johannes Rooney mengatakan penerapan aspal plastik pada infrastruktur diharapkan mampu menyerap plastik bernilai rendah dalam jumlah besar.
“Dalam penerapannya memerlukan sejumlah uji laboratorium, mulai dari keterbatasan dan sifat plastik yang harus memiliki keterbatasan tersendiri dalam proses pencampurannya,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (12/06/2024). .
PUPR bekerjasama dengan ASEAN Center of Excellence on Smart City (ASECH), Jimbaran Hijao dan Chandra Asri pada Selasa (11/6/2024) meresmikan Pameran Nasional Jalan Aspal Plastik di kawasan Jimbaran Hijao.
“Ini menjadi pusat pembelajaran pengembangan aspal plastik yang diharapkan dapat memberikan inspirasi untuk penerapan lebih luas di berbagai wilayah Indonesia,” kata Johannes.
Nantinya, pengambil kebijakan di berbagai daerah bisa langsung mempertimbangkan kembali penggunaan sampah plastik bernilai rendah, seperti kantong plastik, sebagai campuran aspal.
Bali dipilih karena letaknya yang strategis, memiliki banyak LSM dan komunitas, merupakan destinasi rekreasi terbaik di dunia, sehingga dapat mendukung adopsi inovasi aspal plastik yang lebih besar di Indonesia.
Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Fazeri Potrentomo menambahkan, pemerintah Indonesia menargetkan pengurangan jumlah sampah di laut sebesar 70 persen pada tahun 2025.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dimulai dari pengolahan dan pengurangan sampah plastik, diperlukan kerja sama seperti ini agar tujuan tersebut dapat segera tercapai.
Direktur Hukum, Luar Negeri, dan Ekonomi Sirkular Chandra Asri Group, Edi Ribai mengatakan, sebagai partner for growth, pihaknya berkomitmen untuk mendorong penggunaan aspal plastik secara berkelanjutan sebagai solusi permasalahan sampah plastik di berbagai wilayah. Indonesia. .
“Keberadaan aspal plastik di Bali akan memudahkan pemerintah kota dan kabupaten dari berbagai daerah di Indonesia untuk mempelajari inovasi aspal plastik ini sehingga dapat diterapkan di daerah lain,” kata Eddy.
Lebih lanjut, penggunaan aspal plastik mendukung upaya pemerintah dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG poin no. 9 dengan mendukung industri dan infrastruktur yang berkelanjutan, SDG no. 11 dengan mendukung pembangunan perkotaan yang berkelanjutan dan tujuan pembangunan berkelanjutan no. 12 dengan memastikan konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
“Kami sangat antusias menyambut kegiatan-kegiatan yang dapat menjadi contoh sukses kerjasama antar pemangku kepentingan untuk menjaga kelestarian lingkungan, khususnya di Bali, seperti yang saat ini kita saksikan di kawasan Jimbaran Hijau,” ujar CEO Jimbaran Hijau yang juga Ketua Dewan Jimbaran Hijau. perusahaan. Gedung Dewan Hijau Indonesia. Perwakilan Bali, Putu Agung Priyanta.
Mengutip dari website Dinas Jalan PUPR, teknologi aspal plastik merupakan campuran aspal yang mengandung plastik (kantong plastik suwir/LDPE) sehingga menghasilkan campuran aspal yang tahan terhadap deformasi dan mempunyai ketahanan yang lebih baik terhadap lelah.
Aspal plastik memiliki keunggulan: penambahan plastik dapat meningkatkan ketahanan deformasi campuran aspal dan meningkatkan ketahanan retak, serta dapat mengurangi sampah plastik.