TRIBUNNEWS.COM – Israel Utara (Palestina yang Diduduki) sedang bergejolak setelah kelompok Hizbullah Lebanon memulai pawai tentara bayaran di wilayah tersebut.
Setidaknya 15 tempat di utara Israel terkena dampak kebakaran besar, menurut pemberitaan media Israel, Channel12, Senin (06-03-2024).
Israel mengerahkan 14 pemadam kebakaran yang membutuhkan waktu lebih dari 5 jam untuk memadamkan api di kawasan tersebut.
Kebakaran berlanjut selama beberapa jam di beberapa daerah pada Senin malam, dengan beberapa titik api berhasil dipadamkan di dekat daerah Amiad dan Kahal.
Selain itu, Rute 85 yang menghubungkan Galilea dengan sebagian besar wilayah pendudukan terputus akibat kebakaran besar yang juga mengancam pemukiman Kahal.
Dilaporkan bahwa polisi Israel memblokir Route 85 di kedua arah.
Otoritas Alam dan Taman Israel melaporkan sekitar 2.500 hektar lahan terbakar akibat kebakaran tersebut.
“Empat pekerja darurat di Kiryat Shmona sedang menjalani perawatan medis akibat menghirup asap akibat kebakaran,” menurut laporan media Israel, Hadshot Bezman.
Selain itu, enam anggota militer Israel terluka saat membantu memadamkan api, ketika sebuah rudal Hizbullah jatuh.
“Kebakaran terjadi di Shlomi di Galilea Barat, setelah sebuah rudal Hizbullah jatuh. Kebakaran besar menyebar di bagian terbaik Galilea Barat, setelah senjata Burka jatuh di daerah tersebut,” lapor Channel12.
Channel13 Israel juga mengkonfirmasi bahwa kebakaran terjadi di rumah-rumah di daerah Kiryat Shmona.
Sementara itu, Radio Tentara Israel melaporkan bahwa petugas pemadam kebakaran berupaya melindungi bangunan di Kiryat Shmona.
“Pasukan tambahan sedang berupaya memadamkan kebakaran yang terjadi di desa-desa lain,” lapor Radio Angkatan Darat Israel.
Surat kabar lainnya, Yedioth Ahronoth, membenarkan kebakaran tersebut juga merusak jaringan telekomunikasi sehingga mengganggu sistem komunikasi di kawasan tersebut. 1.000 senjata Hizbullah menghujani Israel pada bulan Mei
Reporter Channel 12 Gal Hein mengatakan bahwa menurut data Shin Bet yang dipublikasikan pada Senin (06-03-2024), 1.000 roket diluncurkan oleh Hizbullah dari Lebanon ke pedesaan utara pada Mei 2024.
“Hal ini terlihat dalam beberapa bulan terakhir. Jumlahnya melonjak dari 334 pada bulan Januari menjadi 746 pada bulan Maret dan sekarang menjadi 1.000,” kata Gal Hein.
Dia mengatakan bahwa Hizbullah jelas telah meningkatkan skalanya.
“Kami melihat peningkatan ini tidak hanya pada jumlah rudal, tetapi juga pada jumlah peluncuran drone. Ada 90 insiden seperti itu pada bulan Mei, dan jumlah ini merupakan rekor sejak awal perang,” ujarnya.
“Kami melihat ini dari kesadaran yang lebih besar di Israel,” tambahnya. Video pendek pada 6/2024) malam (X)
Pada Minggu (6/2/2024), Hizbullah menembakkan lebih banyak rudal ke perbatasan utara Israel sebagai respons atas serangan Israel terhadap beberapa desa dan pangkalan Hizbullah di utara selatan Lebanon.
Hizbullah bergabung dalam protes terhadap Israel untuk mendukung warga Palestina yang menghadapi serangan Israel di Jalur Gaza sejak 8 Oktober 2023.
Mereka menargetkan wilayah Israel yang berbatasan dengan Lebanon selatan, yang merupakan basis Hizbullah, dengan menembakkan rudal dan drone.
Hizbullah mengatakan mereka akan berhenti menargetkan Israel jika Israel menghentikan serangannya dan menarik pasukannya dari Jalur Gaza. Jumlah korban
Serangan Israel di Jalur Gaza terus berlanjut, jumlah warga Palestina yang tewas bertambah menjadi lebih dari 36.439 orang dan 82.627 lainnya luka-luka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga hari ini (2/6/2024) dengan 1.147 kematian di dalamnya. . wilayah Israel, menurut Anatolia.
Awalnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza pasca serangan Palestina yang dilakukan Hamas dalam operasi Banjir Al-Aqsa melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (10/07/2023).
Israel memperkirakan masih ada 136 tahanan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 tahanan dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Saat ini, lebih dari 8.000 warga Palestina berada di penjara Israel, menurut laporan Guardian pada Desember 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Cerita lainnya berkaitan dengan konflik antara Palestina dan Israel